Lihat ke Halaman Asli

Flores Su Dekat: Labuan Bajo, Sebuah Honeymoon yang Prematur

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketika gagal terbang 3 tahun lalu, untuk menghibur diri, saya selalu berkata “Flores is the right place to perfect honeymoon”, tp apa mau dikata….karena pasangan duet maut honeymoon nya belon nemu juga (curcol mode on), akhirnya saya memilih untuk menikmati Flores bersama gerombolan bekpeker magang saja. ;p Bandara Komodo Begitu mendarat di Bandara Komodo (namanya gahar amat yak!), kami segera melakukan sesi foto. Niatnya suci, sebelum bertatap muka dengan Mas Komo di rumahnya..bolehlah kita berpoto dengan miniaturnya. Biar lengkap gituuuu… Sesuai bayangan, Bandara Komodo ternyata kecil saja. Hanya ada 1 pintu untuk kedatangan dan keberangkatan. Walau ada sticker ”DILARANG MEROKOK, Anda bebas merokok di sini. Sembari menunggu gembolan kami muncul, saya sempat mengobrol dengan pasutri Bali yang akan menjenguk anaknya di Ruteng. Tak disangka, si ibu memberi “kejutan yang menyenangkan” dengan mengenalkan saya kepada anak lelaki dan keponakannya. 2 orang mas-mas yang ganteng. Yang satu bekerja di BRI Ruteng dan satunya bekerja di BNI Lb Bajo.....Alhamdulillah, di siang yang terik, senyum mereka terasa menyejukkan ;p;p;p (hushhhh..silakan muntah!!!) Hotel Wisata Segera setelah mendapatkan gembolan masing-masing, kami segera melangkah keluar. Sesuai janji, Mas Muklas dari hotel wisata akan datang menjemput. Setelah bersalaman secukupnya, kami segera digiring ke angkot yang dibawanya. Dijalan, masing-masing sibuk menyalakan HP...dan yak...Telkomsel berjaya....Indosat tampil ala kadarnya dan Xl....uhmm...cemplungin ke laut aja kali yaaa..hahahhaha.. Pantat kami belum jenak nempel di kursi ketika angkot berbelok masuk ke Hotel Wisata. Bandara Komodo ternyata dekat saja dengan ”Kota” Labuan Bajo. Yang disebut kota adalah kawasan jalan beraspal sepanjang 2-3 km saja. Di kawasan ini ramai dengan hotel, resto, warung, dive center, tourist info, salon, de el el...de el el. Semua berdekatan. Hotel Wisata, memiliki posisi strategis walopun tanpa view yang spektakuler. Berhadapan persis dengan BRI dan beberapa warung makan, menjadi jodoh yang pas bagi kami yang sering kelaparan ;p. Kami menyewa 1 kamar saja. Kamar yang besar dan ber AC, cukup untuk menampung kami ber-4. Di sepanjang jalan Soekarno ini berasa banget kalau Labuan Bajo sudah menjadi kampung internasional. Bule dengan bermacam bahasa tampil menguasai jalanan. Bahkan banyak penginapan, resto dan dive center yang dimiliki oleh mereka. Goa Batu Cermin Sore ini kami janji berjumpa dengan Bang Eman, orang yang dikenalkan oleh Mas Tegar a.k.a Mas Arief (ehm, kalo mas Tegar ini temennya Mas Didit – huehehe, hubungan pertemanan yang aneh). Kami menculik Bang Eman ke Goa Batu Cermin (GBC). Lokasinya tak jauh dari rumah kos Mas Tegar & Bang Eman. Menyusuri GBC, kami ditemani oleh Pak Laurentius yang bercerita dengan fasih tentang GBC. Goa yang didalamnya memliki banyak lorong ini memiliki stalaktit dan stalakmit yang indah. Di sejumlah bagian goa menempel fosil terumbu karang dan satwa penyu yang telah membatu yang menandakan bahwa goa ini merupakan bagian palung laut pada zaman lampau. Dinamakan Batu Cermin diambil dari keberadaan sejumlah stalaktit dan staglamit yang memancarkan sinar berkilauan bak kristal jika tertimpa lampu senter. Untuk hasil terbaik, datanglah saat siang. Kami datang sudah sore hari, sehingga pantulan warnanya kurang maksimal. Sore hari, dinding batu memancarkan warna hijau dan sedikit biru di beberapa bagian. Selain GBC, labuan bajo masih memiliki Goa Batu Susun yang terletak tak jauh dari GBC. Sayang, kami sedang dalam situasi mengejar sunset saat itu…jadi GBS kami simpan untuk kunjungan ke-2 nanti….boleh kan yaa??? Culinary Jika ke labuan bajo, sempatkan diri untuk makan di ARTO MORO. Menu sederhana Nasi, ikan goreng dan sambal plus cuaca yang terik menimbulkan sensasi tersendiri. Setelah keringat bercucuran karena pedas dan panas, segera pesan jus buah segar atau irisan pepaya dingin yang dikucuri air jeruk nipis. Alamakjaaannnn....kami merasa menyesal 300x karena tak sempat mengulangi sensasi rasa ArtoMoro ini...MENYESAL!!! Anda juga WAJIB BERKUNJUNG ke PARADISE CAFE, tempat mengintai sunset paling markotop di Labuan Bajo. Cafe mungil ini sungguhlah ternama. Bersiaplah untuk berebut tempat duduk paling strategis. Kursi rotan yang diletakkan sedemikian rupa hingga Anda akan berhadapan langsung dengan laut lepas. Di posisi ini, saran saya, Anda cukup menghabiskan waktu dengan bengong saja. Angkat kaki dan luruskan di atas papan kayu, kosongkan pikiran dan nikmati setiap hembusan angin yang menerpa. Posisi ini sakses membuat saya meruntuk dalam hati...”akhirnya, flores benar2 menjadi hanimun yang prematur...hiks-hiks”. Ingat, Paradise Cafe untuk menikmati sore di Labuan Bajo. Setelahnya, Anda boleh mengunjungi PHILEMON. Pertama kali mendengar (membaca lebih tepatnya) resto ini dari ulasannya Pak Bondan di kolom Jalansutra, Kompas. Dan ketika Bang Eman mengajak kami ke Philemon, tak ada alasan untuk menolak. Apalagi dengan tambahan kalimat “Pak Arief sering ajak tamunya makan di Philemon”...hmm, tentu hal itu bukan tanpa alasan yang kuat. Kami mencoba ikan bakar, cumi asam manis, sup asparagus sampai telor dadar. SEMUA ENAK...hehehhe...dasar gembul... Well, saya yang mudah terbata-bata, telah terperangkap pesona pada pandangan pertama pada Labuan Bajo. Saya pastikan Anda pasti akan mengalami hal yang sama bila berkunjung ke sana.... note: angkot dari bandara ke hotel @10000 hotel wisata @ 250 000 (AC ber 4) artomoro @ 20.000 GBC @ 5000 tip pak laurentius 50000 (4 orang) ngemil di paradise 62000 dinner di philemon 196500 (5 orang) Tulisan ini juga bisa ditemukan di www.ririndatoek.multiply.com Foto2nya bisa diintip di www.dyahwilliam.multiply.com Foto2 Flores juga bisa diintip di halaman Photo dalam fesbuk sayah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline