Lihat ke Halaman Asli

Ririn Anggraeni

Pekerja Biasa

Perempuan dan Hujan

Diperbarui: 6 Desember 2023   21:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Ada yang tak bisa terpisah dari hujan adalah kenangan yang menggenang diingatan. Serta tetes air mata yang jatuh bersama derasnya rintik. Kali ini Aku sudah muak menyimpan rasa sakit pada sepi yang datang setiap kali kita menjadi dingin. Aku muak mendengar kata sebentar karena itu berarti aku harus berusaha menghibur diriku sendiri untuk tidak menunggu kau pulang.  Aku muak saat perlahan kau sudah bisa berbohong. 

Aku bertanya pada diri sendiri, apa yang mengubah kita? Alasannya hanya karena ekspektasi ku yang berlebihan. 

Saat laki-laki memiliki dunianya sendiri. Lalu apakah perempuan sudah tidak lagi memiliki dunianya sendiri? 

Saat perempuan diam untuk melupakan semua hancur yang sedang dialaminya. Akankah laki-laki masih bisa bertanya seolah semua baik-baik saja?

Menjadi perempuan sabar, berlapang dada, menerima luka lalu menangis diam-diam. 

Untuk perempuan apakah menjadi dewasa semenyakitkan itu? Hidup berdua tapi melewati segalanya sendiri. 

Musi Banyuasin, 06 Des 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline