Lihat ke Halaman Asli

Antara Teori Pembelajaran Masa Lalu, Masa Kini dan Masa yang Akan Datang

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Untuk meningkatkan kegiatan belajar dan perkembangan individu agar berkembang secara maksimal diperlukan suatu upaya pembelajaran yang optimal pula. Banyak sekali tokoh-tokoh yang mengungkapkan teori yang berkaitan dengan pembelajaran, seperti thorndike, skiner, gagne, vigotsky, brunner, ausubel dan masih banyak lagi tokoh-tokoh yang mengungkapkan teori-teori pembelajaran. Namun kesemuanya itu merujuk pada suatu konsep yang sama bahwa suatu hal dapat dikatakan belajar apabila menghasilkan perubahan tingkah laku yang sengaja dilakukan untuk membentuk kompetensi yang dimiliki dari beberapa pengetahuan atau pengalaman baru yang didapat.

Teori-teori pembelajaran bisa diklasifikasikan menurut beberapa cara. Terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara teori-teori koneksionis dengan teori-teori kognitif, yaitu bahwa teori koneksionis memandang persoalan pembelajaran sebagai persoalan hubungan (koneksi) antara stimuli dan respon. Koneksi-koneksi tersebut merupakan bentuk sederhana dari variabel perantara yang bisa berupa kebiasaan. Jadi, berubahnya hubungan antara stimuli dan respon ini seiring dengan pengalaman yang dialami. Sedangkan interpretasi kognitif memusatkan kemampuan kognisi individu dalam menentukan perilaku dan menghadapi lingkungannya. kemampuan kognisi yang dimiliki antara lain berupa persepsi, sikap, atau keyakinan sebagai variabel perantara yang lebih kompleks.

Dari dua teori-teori tersebut kemudian dikembangkan lagi menjadi berbagai aliran seperti behavioristik menyangkut pada pemahaman terhadap tingkah laku individu, sehingga tidak mengakui bakat yang dimiliki oleh individu tersebut; konstruktivistik yang menyatakan bahwa pengetahuan dibentuk dari diri sendiri bukan tiruan orang lain; humanistik yang menyatakan bahwa orang yang ingin dirinya maju ia cenderung memiliki kemauan sendiri untuk belajar tanpa diperintah dan paksaan dari siapa pun; dan konstruktivistik yang menyatakan bahwa setiap individu memiliki kemampuan untuk membangun kemampuannya sendiri.

Teori-teori yang ada baik masa lalu, masa kini maupun yang akan datang memang tidak sepenuhnya dapat memberi solusi, namun setidaknya dapat menjadi titik tolak pengembangan kemampuan dan keterampilan individu dan mengarahkan kita kepada variabel-variabel bermanfaat untuk menentukan solusi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline