Umumnya ketiika kita mengkonsumsi buah salak biji dan kulitnya akan kita buang begitu saja karena tekstur kulitnya yang tajam. Padahal kulit salak bisa kita manfaatkan khasiatnya bila diolah menjadi teh. Jika kita telusuri lebih dalam kandungan dari kulit yang terbuang ini sangatlah banyak. Zat alami yang terkandung dalam kulit salak ampuh dalam mengobati berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah diabetes dan masalah pencernaan. Kandungan dari kulit salak antara lain vitamin C, vitamin B2, kalium, kalsium, fosfor, folat, dan zat besi.
Beberapa orang umumnya enggan mengkonsumsi teh herbal dikarenakan sudah terpikir akan baunya dan rasa yang kurang disukai. Mahasiswa UPN "Veteran" Jawa Timur yang mengikuti kegiatan bina desa jurusan teknologi pangan di Desa Galengdowo telah melakukan percobaan pembuatan teh kulit salak dengan berbagai percobaan formula. Percobaan formula ini bertujuan menemukan formula yang pas agar bisa diterima masyarakat dan mengurangi pikiran skeptis teh herbal aka rasa yang terlalu pahit, warna yang tidak menarik atau terlalu pucat, dan bau yang menyengat.
Teh kulit salak buatan mahasiswa ini diformulasikan dengan penambahan rempah seperti daun mint, jahe, dan daun pandan kering untuk sedikit menutupi aroma dan rasa yang kuat dari kulit salak. Formula yang digunakan oleh mahasiswa perbandingan rempah : kulit salak adalah 1:10.
Sebuah penelitian membuktikan bahwa ekstrak kulit buah salak mengandung zat aktif simplisia yang ampuh mengobati diabetes. Kulit salak juga memiliki kandungan cinamic acid derivative dan pterostilbene yang secara alami membantu mengontrol kadar gula darah. Dari kandungan kandungan tersebut dapat diketahui banwah the kulit salak bermanfaat mengobati diabetes, mengatasi sembelit atau masalah pencernaan, mengobati sariawan, dan mengatasi ambeien.
Sebagai obat the kulit salak dapat dikonsumsi setiap hari, sedangkan untuk pencegahan the kulit salah dapat dikonsumsi dua hari sekali. The kulit salak perharinya dapat dikonsumsi maksimal satu liter perhari dan kulit salak yang sudah diseduh tidak disarankan digunakan kembali dikarenakan kandungan manfaatnya yang sudah tidak sebanyak awal penyeduhan.
Tidak hanya sampai ditahap pembuatan formula, mahasiswa juga melakukan penyuluhan teh kulit salak kepada ibu ibu di desa Galengdowo. Penyukuhan dilakukan mulai dari pemberian materi dasar teh kulit salak, cara pembuatan, cara packaging yang bagus, dan pemberian contoh produk kepada ibu ibu. Harapanya dari penyuluhan ini adlaah ibu ibu bisa merasakan manfaat dari the kulit salak dan menjadikan in peluang bisnis.
Karena banyaknya kebun salak diwilayah desa Galengdowo, produk teh kulit salak ini adalah solusi bagi ibu ibu yang masih bingung dengan pemanfaatan limbah kulit salak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H