Lihat ke Halaman Asli

Surat Cinta

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tidak kah akan lebih berdosa jika aku bungkam
Tidak berkata hanya menyimpan seribu diam
Tetapi terkadang bahasa diam adalah paling berani
Seperti halnya bahasa senyum yang makna dan tersembunyi
Namun kau tahu, bahasaku untukmu tidak pernah begitu verbal
Namun begitu, maknanya kekal
Bahasa antara kita menyimpan segala-gala
Udara di hadap kita adalah partikel rahasia
Cuaca di kala senja penyampai tanpa dusta
Aku menyentuhmu tanpa meraba
Aku memelukmu sepenuh rasa
Aku memejammu, lalu membuka
Aku memandangmu tanpa bicara
Aku mencintamu tanpa berakhir
Ke-ada-anmu akan selalu terukir

Hatiku terpatri, di sini
dan hanya padamu kelak kan kembali.

Hari berganti, nyawa pun tersambung lagi,
tinta-tinta kan memudar, jelaga pula tak selamanya pendar,
dunia akan berganti baru.
Tapi aku, layaknya bumi ke matahari:
Porosnya, gravitasi, pusat detak tak henti.
Bahasaku, tak akan selesai sampai di sini
Aku tidak kan lagi berkata-kata
Izinkan aku bermanja di pangkuanmu saja, Indonesia
Hingga kelak pagi kan jumpa
Dan membuat mimpi-mimpi jadi nyata
Padamu jua, segala. Itu saja.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline