Lihat ke Halaman Asli

Riri Indriani

You Can Do It

Implementasi Pembelajaran Daring bagi Siswa Sekolah Dasar di Masa Pandemi

Diperbarui: 16 Juli 2021   13:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pada akhir tahun 2019 dunia dihebohkan dengan munculnya virus mematikan dari daerah Wuhan, China.Virus ini dinamakan Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang dikenal dengan nama virus corona. Virus ini menyebar sangat cepat ke negara-negara lain salah satunya Indonesia, sehingga WHO menetapkan bahwa wabah virus corona adalah pandemi karena penyebaran kasusnya cukup cepat dan menyebar antar negara. Penyebaran virus corona berdampak besar bagi kehidupan manusia, salah satunya di bidang pendidikan. 

Sehingga beberapa negara mengambil kebijakan dengan menutup sekolah-sekolah untuk sementara waktu dan menggantinya dengan pembelajaran jarak jauh atau yang sering disebut pembelajaran daring.Terlebih lagi adanya Surat Edaran no.4 tahun 2020 dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang menganjurkan seluruh kegiatan belajar mengajar yang biasanya dilaksanakan di sekolah dipindah alihkan ke rumah masing-masing.

Kondisi ini juga menuntut lembaga pendidikan untuk lebih kreatif dan inovatif menciptakan metode pembelajaran yang menarik bagi para siswa mereka. Sehingga pada masa pandemi  penerapan model pembelajaran daring menjadi hal yang banyak diterapkan di beberapa negara salah satunya Indonesia. Penerapan pembelajaran daring menimbulkan pro dan kontra di lingkungan masyarakat. Ketidak siapan sarana dan prasarana menjadi masalah besar bagi pemerintah, guru, siswa dan orang tua yang mengakibatkan proses pembelajaran menjadi tidak efektif.

Dalam proses pembelajaran daring peran orang tua juga sangat dibutuhkan untuk mendorong semangat belajar anak. Apalagi untuk anak sekolah dasar yang mana pemikiran mereka masih tentang bermain. Sehingga membuat   guru dan orang tua masih kebingungan menentukan metode pembelajaran yang menarik bagi siswa  mereka. Oleh karena itu, banyak platform online yang direkomendasikan untuk memudahkan para orang tua dan guru dalam penyampaian materi pembelajaran.

Ada juga beberapa metode pembelajaran yang dianggap efektif di masa pandemi menurut para pakar, antara lain :

  • Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)

Metode pembelajaran ini digagasi dari hasil implikasi Surat Edaran no. 4 tahun 2020 dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang bertujuan untuk melatih siswa lebih bisa bekerja sama dan lebih empati sesama mereka. Metode ini sangat cocok untuk siswa yang jarak rumah antar mereka dekat karena bisa membentuk kelompok belajar kecil, tentunya tetap memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku. 

  • Blended Learning (Pembelajaran Campuran)

Metode Blended Learning merupakan metode pembelajaran menggunakan dua pendekatan yaitu sistem daring dan tatap muka sekaligus melalui video conference. Metode ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kognitif para siswa. Pembelajaran ini biasanya melalui aplikasi seperti zoom, google meet. Meskipun metode ini sangat mendukung namun masih banyak para siswa dan guru terkendala dengan jaringan dan kuota internet, sehingga menimbulkan masalah baru. Untuk itu pemerintah diharapkan memberi bantuan kuota internet dan membangun tower di daerah yang kesulitan dalam mengakses internet.

  • Luring Method (Metode Luring)

Metode ini banyak dipakai di wilayah zona kuning dan hijau. Pihak sekolah akan meminta orang tua siswa untuk menandatangani surat persetujuan untuk belajar di sekolah, apabila orang tua tidak setuju anak mereka akan tetap belajar dari rumah karena tidak ada paksaan dari pihak sekolah. Dalam proses pembelajarannya siswa akan dibagi kedalam beberapa shift sesuai dengan banyak siswa dan banyak ruang belajar dan tetap mematuhi protokol kesehatan. Akan tetapi penyampaian materi dalam metode luring ini sangat singkat sehingga siswa kesulitan dalam memahami materi.

  • Daring Method (Metode Daring)

Metode ini biasanya dipakai di wilayah zona oranye dan merah. Siswa akan mengikuti kegiatan belajar dari rumah masing-masing melalui sistem online. Biasanya beberapa sekolah memakai website untuk mendukung proses pembelajaran dan untuk memudahkan guru mengumpulkan tugas siswa siswinya. Namun untuk sekolah dasar guru hanya membuat grup whatsapp untuk memberikan informasi mengenai pemberian tugas dan pengumpulan tugas. Namun dalam pembelajan daring banyak siswa  merasa jenuh dan bosan karena setiap hari mengikuti kelas online. Untuk itu dalam penyampaian materi juga di harapkan adanya praktek yang dapat meningkatkan kreativitas siswa tersebut

Dengan adanya platform online dan metode pembelajaran ini diharapkan proses pembelajaran daring menjadi efektif dan efisien serta  meningkatkan keaktifan dan  kreativitas siswa siswi dalam pemanfaatan teknologi yang ada. Sehingga pendidikan di Indonesia lebih maju lagi seiring berkembangnya zaman. Untuk anak sekolah dasar penggunaan gawai atau alat elektronik pendukung proses pembelajaran hendaknya diberikan jadwal tertentu dan dipantau langsung oleh orang tua agar mereka tidak menyalahgunakannya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat sehingga merusak karakter mereka.

Semoga pandemi ini cepat berlalu dan kita semua bisa kembali menjalankan aktivitas seperti semula . Sehingga proses pembelajaran kembali normal dengan guru dan siswa bisa melaksanakan  belajar mengajar secara tatap muka. Oleh karena itu, kita hendaknya selalu patuhi protokol kesehatan dan menerapkan 3M ( memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) agar terhindar dari paparan virus corona.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline