Lihat ke Halaman Asli

Suripman

Karyawan Swasta

Hati Kering Berlubang

Diperbarui: 17 Oktober 2022   21:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

shutterstock

titik gerimis mengetuk daun
jatuh satu, menyusul satu,
detak berjeda, tak beraturan

sementara lirih angin,
adalah jerit dari kejauhan,
melengking tinggi, menusuk tajam

seperti kelopak layu tersapu badai,
mata kosong melayang, terguncang-guncang, terombang-ambing di rongga hati yang kering berlubang

ini kemarau jiwa nan panjang,
menghanguskan tujuan
membekukan harapan

maka, malampun tercancang,
pada potret hitam putih,
yang tergantung kelu, kaku, di dinding-dinding kelam

pada ruang hampa tak berujung,
waktu tercekik, mati dan dimakamkan,
menyisakan hening membatu, dan sesak yang tak berkesudahan.

Palu, 17 Oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline