Seperti rombongan burung yang bernyanyi di ketinggian, pagi ini puisi-puisi menyanyikan rindu dan cinta bersahut-sahutan, gejolak di dasar jiwa yang tak tertahan, meluap melalui karya serupa gelora gelombang pasang di lautan.
Manis...
Magis...
Ritmis...
Aku mabuk, sempoyongan
oleh puisi-puisi cinta yang bertebaran
Tapi aku tak ingin ini semua berkesudahan
Entah mengapa, entah sampai kapan, tak ku pikirkan!
Dan aku menikmatinya, menelannya bulat-bulat, menyimpannya dalam lambung perasaan. enzim hati mengolahnya, lalu proses fermentasi rasa menghasilkan uap-uap pemahaman, mengalirkan keindahan, kesejukan.
Ya..., aku menikmatinya, terlepas dari duka dan tawa, puisi-puisi cinta selamanya adalah indah!
Jakarta, 31 Januari 2019