Pengangguran adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak memiliki pekerjaan atau sedang mencari kerja. Di negara berkembang umumnya memiliki tingkat pengangguran yang cukup tinggi. Tingkat pengangguran yang cukup tinggi di suatu negara merupakan suatu permasalahan sosial yang cukup serius. Hal ini dikarenakan, pengangguran dapat memicu permasalahan yang lainya seperti kemiskinan bahkan menyebabkan meningkatnya aksi kriminalitas karena adanya tekanan ekonomi.
Tingkat pengangguran di kalangan pemuda di Indonesia bisa dikatakan cukup tinggi. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) menjelaskan bahwa pada bulan Agustus 2022, tingkat pengangguran terbuka di Indonesia jumlahnya mencapai 13,93 %. Sedangkan berdasarkan dari Data Pusat Statistik menjelaskan bahwa pada tahun 2022 setidaknya Indonesia telah memiliki 65,82 juta jiwa yang berada dalam kategori kelompok umur muda (penduduk yang memiliki usia 16 hingga 30 tahun). Jumlah tersebut adalah sekitar 24% dari total seluruh penduduk Indonesia. Oleh karena itu tingginya angka pengangguran di kalangan pemuda merupakan suatu permasalahan sosial yang harus mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.
Tingginya tingkat pengangguran dikalangan pemuda di Indonesia dikarenakan ada beberapa sebab. Sebab yang pertama adalah kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia bagi oara pemuda. Kekurangan lapangan pekerjaan tersebut terjadi karena adanya jumlah angkatan kerja yang jauh lebih besar dibandingkan dengan lapangan pekerjaan yang tersedia sehingga jumlah lapangan pekerjaan yang ada tidak seimbang dengan jumlah angkatan kerja. Sebab yang kedua adalah masalah keterampilan yang dimiliki oleh kaum pemuda dan pendidikanya.
Banyak pemuda yang belum memiliki atau bahkan tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja. Mereka tidak memiliki keterampilan karena tidak dibekali dengan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja.
Selain itu, akses terhadap dunia pendidikan yang berkualitas bagi para pemuda sulit didapatkan. Hal ini akan semakin membuat kaum muda semakin sulit bersaing di pasar tenaga kerja yang semakin kompetitif. Sebab yang ketiga adalah masalah diskriminasi. Seringkali para pemuda dianggap tidak memiliki pengalaman kerja. Banyak perusahaan yang mencantumkan syarat lamaran harus memiliki pengalaman bekerja pada bidangnya. Hal ini akan semakin mempersempit para pemuda dalam mencari pekerjaan.
TINGGINYA ANGKA PENGANGGURAN DI KALANGAN PEMUDA DI SEBABKAN OLEH TIGA HAL YAKNI KURANGNYA LAPANGAN PEKERJAAN YANG TERSEDIA, BANYAKNYA PARA PEMUDA YANG BELUM DIBEKALI KETERAMPILAN, DAN DISKRIMINASI DALAM DUNIA KERJA
Dampak dari tingginya angka pengangguran dikalangan pemuda sangat luas dan sangat merugikan baik bagi individu itu sendiri maupun bagi masyarakat secara luas. Adapun dampak yang ditimbulkan dari tingginya angka pengangguran di kalangan pemuda adalah meningkatnya angka kemiskinan, meningkatnya angka kesenjangan sosial, krisis kepercayaan terhadap pemerintah, serta dapat mengakibatkan penurunan produktivitas dan daya saing negara. Selain itu dampak lain yang ditimbulkanya adalah dapat mengakibatkan gangguan mental seperti depresi dan kecemasan.
Melihat jumlah lapangan pekerjaan yang masih terbatas, mungkin ada baiknya para kaum muda khususnya generasi milenial mulai memanfaatkan media sosial untuk menjalankan bisnis atau usaha. Membuka usaha dengan memanfaatkan platform digital sangat menguntungkan mengingat jumlah pengguna media sosial di Indonesia cukup banyak. Menurut laporan We Are Social menjelaskan bahwa pada bulan Januari 2023 jumlah pengguna media sosial aktif di Indonesia mencapai 167 juta orang. Jumlah tersebut setara dengan 60,4 % dari total populasi penduduk di Indonesia. Akan tetapi bisa dikatakan bahwa pada Januari 2023 tersebut merupakan penurunan jumlah pengguna aktif media sosial meningingat pada tahun sebelumnya jumlah pengguna media sosial aktif di Indonesia mencapai 191 juta orang atau setara dengan 72,97 % dari total populasi penduduk di Indonesia. Artinya ada penurunan sekitar 12,57%. Akan tetapi penurunan tersebut adalah yang pertama kalinya sejak sepukuh tahun terakhir.
Orang Indonesia rata-rata menghabiskan waktu sekitar 3 jam 18 menit setiap harinya untuk mengakses media sosial. Durasi tersebut merupakan durasi yang tertinggi ke sepuluh di dunia. Selain itu pada bulan Januari 2023 tercatat bahwa sebanyak 212,9 juta orang Indonesia adalah pengguna internet. Berbeda dengan penggunaan media sosial, jumlah pengguna internet di Indonesia terbilang masih tinggi jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Dari data tersebut ternyata sekitar 98,3% masyarakat Indonesia menggunakan telepon genggam untuk mengakses internet. Rata-rata masyarakat Indonesia menggunakan internet dengan durasi 7 jam 42 menit setiap harinya.
Media sosial di Indonesia yang paling banyak digunakan untuk berbisnis adalah instagram dan facebook. Kedua media sosial tersebut merupakan media sosial yang cukup populer di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pengguna dari kedua media sosial tersebut. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Napoleon Cat pada bulan Februari 2023, jumlah pengguna instagram di Indonesia telah mencapai 106,72 juta orang atau sekitar 39,52% dari total penduduk Indonesia. Hal itu merupakan sebuah peningkatan karena jumlah pengguna instagram sebelumnya hanyalah 94,54 juta atau sekitar 35,01 persen. Artinya ada peningkatan sekitar 4,51 %.