Lihat ke Halaman Asli

Nova Rio Redondo

#Nomine Best Student Kompasiana Award 2022

Mengapa Logika dan Perasaan Sama Pentingnya

Diperbarui: 28 Agustus 2023   00:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi logika (Sumber: Freepik via bobo.grid.id)

Susah sekali bagi saya memposisikan kedua hal tersebut dalam mengambil keputusan. Walaupun saya lebih sering mengambil keputusan dengan menggunakan logika, tapi tetap saja perasaan selalu mengikuti dan membayangi terhadap kepetusun tersebut.

Walaupun terkadang keputusan telah dibuat menimbang kedua hal tersebut, selalu ada saja yang mebuat logika dan perasaan tidak berimbang, entah itu sesuatu yang kecil maupun yang besar.

Dalam perjalanan eksplorasi manusia terhadap hakikat pikiran dan emosi, perdebatan tentang apakah logika lebih bernilai daripada perasaan, atau sebaliknya, telah memicu diskusi panjang di kalangan para ahli pemikiran bahkan manusia biasa.

Meskipun sering kali dianggap sebagai pasangan yang bertentangan, penting untuk memahami bahwa kedua aspek ini memiliki kontribusi yang tak ternilai dalam membentuk pandangan seseorang tentang realitas dan diri kita sendiri.

Pandangan masyarakat umum kebanyakan sering memisahkan logika dan perasaan ke dalam kategori yang terpisah dan saling bertentangan. Namun, dalam era pemikiran kontemporer, pandangan ini mulai mengalami pergeseran. 

Ilustrasi: Gambaran seseorang yang dominan menggunakan logika dan perasaan | rwjbh.org

Bukannya saling bertentangan, sekarang banyak seseorang menyadari bahwa logika dan perasaan tidak selalu berada pada kutub yang berlawanan, tetapi justru dapat berinteraksi dan melengkapi satu sama lain.

Korelasi dalam Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan yang efektif memerlukan kolaborasi antara kedua aspek ini. Logika membantu menguraikan informasi dan data dengan objektif, mengidentifikasi implikasi dan hasil dari setiap pilihan. Namun, perasaan juga memiliki tempatnya dalam proses ini.

Emosi memberikan wawasan tentang preferensi, nilai-nilai, dan dampak emosional dari setiap pilihan yang dipertimbangkan. Jika logika memberikan panduan objektif, maka perasaan memberikan berdasarkan dimensi subjektif.

Manusia tidak hanya berfungsi sebagai mesin pemikir rasional, tetapi juga makhluk yang merasakan, mencintai, dan berharap. Mengabaikan perasaan akan mengakibatkan ketidaklengkapan dalam pemahaman kita tentang tindakan manusia.

Contohnya, dalam pengambilan keputusan yang berdampak besar, seperti keputusan etis atau moral, perasaan memiliki andil dalam membentuk nilai-nilai diri kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline