Sebelum membahas apa itu plegmatis dalam teori kepribadian klasik, ada empat tipe kepribadian utama yang dikemukakan oleh Hippocrates, seorang dokter Yunani kuno dan dikembangkan lebih lanjut oleh Galen, seorang dokter Romawi.
Keempat kepribadian yang dikemukakan oleh Hippocrates selain plagmatis adalah koleris, saunguinis atau sanguinik, dan melankolis.
Keemapat kepribadian tersebut memiliki keunikannya sendiri-sendiri. Bisa juga banyak orang dapat memiliki kombinasi dari beberapa tipe kepribadian ini atau menunjukkan karakteristik yang bervariasi dalam situasi yang berbeda.
Kepribadian plegmatis cenderung memiliki sifat yang tenang, stabil, dan terfokus pada menjaga harmoni dalam hubungan sosial. Selain itu, individu dengan tipe kepribadian plegmatis cenderung memiliki perasaan yang menyenangkan dan ramah.
Mereka cenderung menjadi pendengar yang baik, memiliki ketenangan dalam menghadapi tekanan, dan memberikan perhatian terhadap detail.
Orang dengan kepribadian plegmatis sering kali memiliki perasaan yang stabil dan tenang. Mereka cenderung tidak mudah terbawa oleh perasaan yang kuat atau meluap-luap.
Individu plegmatis umumnya menunjukkan perasaan yang damai dan tidak mudah terganggu. Mereka mungkin tidak merespon dengan intensitas yang tinggi terhadap situasi yang memicu stres atau konflik.
Dijelaskan di website hallosehat.com, terdapat beberapa kondisi, mereka cenderung memerlukan waktu lebih banyak untuk berpikir saat membuat suatu keputusan. Mereka perlu melakukan analisis dulu atas semua pro dan kontranya.
Plegmatis sering merasa tidak nyaman dengan perubahan besar dalam hidup mereka. Mereka lebih suka menjaga status quo dan menghindari risiko yang tidak perlu.
Untuk memahami kepribadian plegmatis lebih jauh lagi, penting untuk menggali pengalaman emosional yang mungkin dialami oleh individu dengan tipe kepribadian ini.
Karena setiap individu dengan kepribadian plegmatis akan memiliki pengalaman emosional yang unik, dan perasaan tersebut dapat bervariasi tergantung pada konteks dan situasi tertentu.