Berbicara tentang pendidikan, tentunya sudah sering kita dengar. Pendidikan yang sejati melampaui batasan intelektualitas semata dan menjelajahi ruang yang lebih dalam, yang melibatkan pemahaman tentang siapa kita sebagai individu yang utuh.
Pendidikan adalah anugerah yang luar biasa, yang membuka pintu ke dunia pengetahuan dan pemahaman. Pendidikan selalu erat kaitannya dengan intelektualitas dan harus diimbangi dengan moralitas.
Menurut Jhon Dewey, Intelektualitas bukan hanya tentang akumulasi pengetahuan, tetapi tentang kemampuan untuk berpikir secara kritis, melihat hubungan antara ide-ide, dan mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang dunia.
Sedangkan pendidikan moral harus melibatkan pembelajaran melalui pengalaman praktis dan refleksi. Dewey menekankan pentingnya pengajaran etika, demokrasi, dan partisipasi sosial dalam proses pendidikan.
Pendidikan yang mencakup moralitas mengajarkan kepada kita tentang esensi kemanusiaan, nilai-nilai universal, dan cara hidup yang bermakna.
Pendidikan moralitas juga membantu seseorang untuk menghadapi konflik dan perbedaan dalam kehidupan. Pendidikan moralitas juga mengajarkan tentang pentingnya menghargai keberagaman dan menghormati hak-hak asasi manusia.
Ketika moralitas terintegrasi dengan intelektualitas dalam pendidikan, seseorang dapat menjadi manusia yang lebih utuh dan berdaya.
Utuh dan berdaya dalam artian bahwa seseorang tidak hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan intelektual yang tinggi, tetapi juga memiliki fondasi moral yang kuat.
Keutuhan dalam konteks ini merujuk pada keselarasan antara pikiran, hati, dan tindakan. Keberdayaan ini juga melibatkan kemampuan untuk mempengaruhi dunia di sekitar kita dengan cara yang positif.
Dengan menjadi manusia yang lebih utuh dan berdaya, seseorang memiliki potensi untuk menciptakan dunia yang lebih baik.
Pendidikan intelektualitas membuka pintu pikiran kita ke dunia yang luas, memenuhi jiwa kita dengan pengetahuan yang indah dan mencerahkan. Namun, tanpa pendidikan moralitas, kecerdasan intelektual tersebut mungkin akan sia-sia.