Dunia pendidikan dihebohkan kembali dengan ditemukannya jenazah mahasiswa tingkat akhir salah satu Perguruan Tinggi Kota Jambi gantung diri di kamar kosnya awal bulan maret ini, tepatnya hari kamis (02/03/2023). Kasus ini bukan kali pertama terjadi, Oktober tahun 2022 lalu seorang mahasiswa meninggal dunia lompat dari lantai sebelas disalah satu hotel di Sleman, Yogyakarta.
Individu dalam berperilaku dan bertindak tentu saja didasari oleh alasan-alasan tertentu. Terlepas dari motif yang mendasari semua kejadian itu terjadi, muncul pertanyaan besar terkait dengan daya juang mahasiswa masa kini.
Thurber dan Walton dalam penelitiannya menemukan permasalahan yang sering dihadapi mahasiswa diantaranya yaitu kesulitan beradaptasi dengan teman baru, kesulitan memahami materi kuliah, masalah kesehatan, masalah rindu keluarga (homesick), dan masalah keuangan.
Melihat banyaknya permasalahan yang dihadapi mahasiswa, maka perlu dipersiapkan dalam pembentukan daya juang yang kuat sehingga mampu untuk menggapai cita-cita impiannya.
Daya juang dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya daya saing, produktivitas, kreativitas, motivasi, berani mengambil resiko, berupaya untuk melakukan perbaikan, ketekunan dalam belajar, serta mampu menghadapi perubahan dan optimis menjalani kehidupan.
Problematika mahasiswa
Bergelut dengan sibuknya kegiatan organisasi serta mengerjakan tugas-tugas yang deadline dari dosen menuntut mahasiswa untuk dapat tetap eksis menjalankan dua peran yang berbeda. Tak jarang dosen mendengar keluhan-keluhan mahasiswa yang keberatan diberikan tugas, padahal dalam konsepnya tugas merupakan salah satu upaya untuk dapat melatih kemampuan mahasiswa dari mata kuliah yang dipelajari.
Ketika mahasiswa sudah memilih langkah untuk kuliah maka harus komitmen dengan segala hal di bangku perkuliahan. Perkuliahan, praktikum, magang serta menyelesaikan tugas akhir yang merupakan bagian dari mekanisme di Perguruan Tinggi, mau tidak mau mahasiswa harus mengikuti seluruh kurikulum dan program yang telah disusun pengelolaan program studi sebagai langkah menuju wisuda dan bersiap memasuki dunia kerja.
Melansir dari buku Kepribadian Ulul Albab ynag ditulis oleh Aziz menjelaskan bahwa individu dengan daya juang tinggi tidak pernah membiarkan hambatan menghalanginya dalam meraih kesuksesan. Individu tersebut cukup mampu bertahan dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan sebagian dari potensinya. Selain itu, seseorang dengan daya juang tinggi mudah pulih dari keterpurukan dan terus maju menghadapi tantangan selanjutnya dengan rasa optimisme yang tinggi. Namun berbeda dengan individu yang memiliki daya juang rendah akan cenderung kurang memanfaatkan potensi yang dimiliki dan cenderung membuat keadaan semakin sulit karena merasa tidak berdaya menghadapi tantangan yang datang.
Inilah kemudian yang harus dimaknai oleh mahasiswa untuk tetap berjuang, merubah tantangan menjadi peluang sehingga kedepan persoalan yang dihadapi dapat terselesaikan karena memiliki daya juang yang cukup tinggi.