Menjadi Mahasiswa sangat didamba-dambakan kebanyakan siswa ketika telah menginjak Sekolah Menengah Atas. Tak terkecuali dengan Nick, pemuda kelahiran Duri, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau ini juga mengidam-idamkan duduk dibangku perkuliahan. Namun malang baginya, karena himpitan ekonomi yang membuatnya menggantungkan angan-angan untuk dapat mengecap belajar di Perguruan Tinggi. Tak hanya sampai disitu tekanan yang didapat, Nick harus merelakan kepergian Ayah tercintanya tepat setelah Ia menamatkan bangku SMA.
Merantau ke Kota Bertuah
Melihat kondisi keluarga membuat Nick memutar otak untuk dapat bertahan hidup dari situasi dan kondisi saat itu. Sebagai penerus perjuangan Ayah untuk keluarga, Nick Jhowson harus rela meninggalkan rumah dan keluarganya ke Kota Pekanbaru. Satu tahun Ia bekerja sebagai cleaning service di salah satu apotek ternama di daerah Sukajadi dengan gaji pas-pasan untuk makan dan membayar kosan memaksa Nick untuk menahan diri untuk membeli barang-barang mewah. Rupiah demi rupiah dikumpulkan berharap dapat kembali mengejar cita-cita menjadi sarjana kebanggaan orang tua.
Bak gayung bersambut, salah seorang teman Nick semasa di SMA menginformasikan beasiswa Bidik Misi, yaitu sebuah program beasiswa pendidikan dari Ristekdikti bagi calon mahasiswa yang kurang mampu secara ekonomi dan memiliki potensi untuk melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi. Momentum ini tak di sia-siakan Nick, sembari tetap ulet dalam bekerja, Nick juga terus berupaya mempersiapkan pemberkasan yang dibutuhkan. Hingga pada akhirnya di hari pengumuman, Namanya muncul di antara deretan nama-nama penerima beasiswa lainnya.
Sepiring Berdua
Setelah memutuskan untuk menerima beasiswa dan melanjutkan kuliah Nick resign dari tempat kerjanya secara baik-baik serta bertekad untuk dapat bersungguh-sungguh dalam belajar. Nick memilih Universitas Jambi sebagai tujuan menempuh pendidikan. Ternyata Nick memiliki teman yang juga lolos beasiswa bidik misi yang berasal satu daerah dengannya dan juga memilih kampus yang sama.
Dua pemuda ini bersepakat untuk berangkat bersama hijrah ke Kota Jambi dengan berbekal uang seadanya dan bekal makan untuk satu kali makan di perjalanan yang dipersiapkan orang tua Nick. Untuk diketahui, perjalanan dari Duri menuju Kota Jambi menempuh jarak lima ratus empat puluh lima kilometer melalui jalur darat.
Ini adalah perjalanan pertama Nick dan rekannya ke Kota Jambi, dan tak disangka ternyata bekal yang dipersiapkan hanya cukup untuk satu kali pemberhentian saja, sedangkan dalam perjalanannya ternyata dua kali pemberhentian. Alhasil, pada pemberhentian kedua Nick dan rekannya makan secara bergantian dalam satu piring. Momentum inilah yang saat ini paling diingat oleh Nick setelah bertahun-tahun melewati masa itu.
Berorganisasi
Menjadi mahasiswa perantauan dimanfaatkan Nick sebaik mungkin, anak dari pasangan Almarhum Bapak Anton Panjaitan dan Ibu Lely Herly Silalahi aktif berorganisasi baik internal maupun eksternal kampus. Hal ini membuat Nick menjadi cukup dikenal di kalangan civitas akademika dan juga dipercaya menjadi asisten dosen untuk membantu berbagai project yang dikerjakannya.