Hiruk pikuk lalu lalang kendaraan melintasi pasar Demangan pagi ini. Tawar menawar pedagang dan pembeli untuk mencapai kata sepakat pada barang yang diingini.
Priit...priiiit. . "Parkir sini", ucap Bapak berompi orange sambil mengarahkan kendara yang ditumpangi Deki dan Dori di bibir jalan depan Toko Plastik yang berlokasi di barat jalan Pasar Demangan Yogyakarta. Deki kemudian masuk membeli plastik yang dibutuhkan sedangkan Dori menanti diatas kendaraannya. Dori menatap ke arah Toko yang saat itu lumayan banyak pembeli.
5 menit kemudian Deki datang menghampiri.
"Sudah, ayo jalan", ujar Deki.
"Ayok", pungkas Dori.
Sesaat akan menyalakan sepeda motor, Bapak yang terlihat kulitnya sudah mulai keriput sambil membawa pluit memakai topi datang menghampiri.
"Uang parkirnya Mas", kata Bapak itu.
Seakan heran Deki pun menjawab. "Lah, kan ditungguin Pak, kok bayar, ujar Deki seakan tak terima jika meski membayar parkir, padahal Dori duduk di atas motor untuk menjaganya.
Lalu, Bapak Parkir bergumam
"Bukan soal ditungguinnya mas, tapi ini lahan parkirnya yang dibayar, terang Bapak parkir.
Tak ingin memperpanjang persoalan Dori mengeluarkan uang seribuan di dompetnya dan menyerahkan ke Bapak Parkir.
"Terimakasih Pak", ujar Dori.
Deki dan Dori kemudian berlalu meninggalkan Bapak juru parkir.
Parkir resmi ataupun tidak dapat ditemui dimana saja, pasar, toko, rumah makan ataupun tempat wisata. Tak jarang orang heran ketika datang di sebuah tempat memarkirkan kendaraannya dan kemudian akan pergi, tiba-tiba petugas parkir datang menghampiri, padahal saat datang mereka tak terlihat.