Lihat ke Halaman Asli

"Senyum"

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

aku bertanya pada hatiku, "kapankah aku bisa melihat senyum itu kembali?? "

hatiku menjawab " kapan saja bisa, asalkan kau bisa menahan rasamu "

" rasa yang mana? " tanya ku kembali..

" rasa bersalahmu akan Rindu " jawab hatiku yang cukup membuat pandanganku kosong..

Senyum.. ini semua berawal dari Sebuah senyum,. orang bilang senyum itu ibadah dan akan mempengaruhi sekitarnya. ini adalah sebuah senyum yang indah yang pernah kulihat, getarannya tak bisa ku lupakan membuatku merindu tak tertahan. tapi senyum ini pun juga sudah memberiku rasa bersalah..

awalnya adalah sebuah keindahan yang terpancar dari senyumnya, walau hanya beberapa kali ku pandang tapi membekas sangat dihati. senyum itu mendekatkan hatiku dan hatinya.. secara sadar dengan waktu yang singkat ku ingin memiliki senyumnya. hati ku pun berbicara sama, aku dan hatiku berkompromi mendapatkannya..

senyum.. senyum itu memberiku respon yang kuat, sepertinya jalan itu terbuka bagiku dan hatiku. bahkan senyum itu pun membuatku nyaman saat berbicara melalui kata-kata tanpa suara.. kata-katanya saja membuatku nyaman, apalagi senyum nya yang nyata ?? pikirku..

hatiku bersorak ria, senyum akan menemuiku, akupun mengukirkan senyuman indah menjawab kata-katanya. dengan tanpa sabar, ku gelisah menunggu waktu pertemuan ini. semangat yang meledak membawa kesalah-tingkahan padaku.. menunggu... menunggu.. dan menunggu... hatiku merindu

suara sekitar menghilang senyap.. ku hanya bisa mendengar suara hatiku dan suara senyum itu. hatiku dan hati senyum bersatu dengan alunan nyanyian ku dan senyum..

ikatan yang kuat menyatukan ku dan senyum dalam beberapa waktu yang dapat terhitung, tapi tak dapat terlupa oleh waktu.. merindu jika ku mengingat pertemuan itu..

mungkin aku tak perlu merasa bersalah dengan yang tlah terjadi.. rasa bersalah ini tak sebesar rasa rinduku. tapi bisa menghancurkan rinduku..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline