Ketika membaca berita tentang banyaknya korban investasi bodong dengan modus pembuatan alat kesehatan yang kini sedang viral.
Saya teringat postingan teman di media sosial sekitar bulan April lalu yang membeberkan berbagai kesaksian sukses para investor, sambil berusaha merekrut investor baru dengan tawaran yang sangat menggiurkan.
Nominal investasi yang ditawarkan tidak terlalu tinggi tetapi potensi keuntungan yang dijanjikan langsung membuat saya curiga waktu itu.
Nominal investasi yang ditawarkan teman tersebut untuk satu paket (saya lupa istilah tepatnya) sekitar Rp 500 ribu dengan keuntungan 20 % yang akan diterima investor per dua minggu. Jadi kalau kita berinvestasi 2 paket (sekitar 1 juta) maka kita akan menerima keuntungan sekitar 200 ribu tiap dua minggu.
Dalam berbagai postingan pemilik akun tersebut, diterangkan bahwa investasi tersebut akan diinvestasikan ulang pada bisnis alat-alat kesehatan yang sedang mendapat permintaan tinggi di masa pandemi.
Sekilas keterangan tersebut masuk akal, tetapi potensi keuntungan yang dijanjikan benar-benar mencurigakan.
Pinsip Dasar Investasi
Prinsip dasar investasi berbunyi: semakin tinggi potensi keuntungan, semakin besar resikonya. Ini prinsip pertama yang mesti kita pegang untuk mengenali apakah sebuah bisnis tempat kita hendak berinvestasi riil atau bodong.
Prinsip tersebut dapat diperluas: kalau potensi keuntungan yang dijanjikan tidak masuk akal, maka bisnis tujuan investasi tersebut juga tidak masuk akal atau kemungkinan besar bodong.
Potensi keuntungan yang dijanjikan akun tersebut jelas tidak masuk akal. Hanya dengan modal puluhan juta untuk membeli beberapa paket investasi, kita sudah bisa mendapat pemasukan setara gaji manager perusahaan besar. Bahkan pengelola koperasi ilegal yang sering dijuluki masyarakat lintah darat tak pernah mematok bunga pinjaman sebesar itu.