Hilangnya Sang Maestro
Grisa, maestro seni lukis Wonogiri, lenyap bagai tersapu sapuan kuas ajaib. Pameran retrospektifnya yang dinanti-nantikan tinggal seminggu lagi. Tapi, Grisa mendadak menghilang. Tidak ada yang mengetahui keberadaannya saat ini.
Kepanikan melanda dunia seni Indonesia. Berita hilangnya sang maestro menjadi sorotan media. Para kolektor dan penggemarnya cemas. Grisa tak sekadar juru bicara warna di atas kanvas, ia penyulam misteri di setiap goresannya. Lukisan-lukisannya tak hanya memanjakan mata, tapi juga menyimpan petunjuk tersembunyi yang menggelitik rasa ingin tahu.
Detektif swasta bernama Baskara ditugaskan untuk mencari dan menemukan sang maestro. Baskara bukan hanya seorang detektif, ia juga pecinta seni yang sangat menggemari karya-karya Grisa.
Studio Grisa yang berantakan dengan bau cat terlanjur dan guratan pensil di dinding menjadi titik awal penyelidikan. Baskara, dengan mata jeli seorang detektif dan kepekaan seorang pencinta seni, mulai mengamati. Lukisan terbaru Grisa, "Melodi Hutan", terpampang anggun. Pepohonan menjulang tinggi dan aliran sungai jernih tampak begitu hidup, namun ada kejanggalan. Di kejauhan, samar-samar terlihat siluet seorang pria tua berjenggot putih, menatap tajam ke arah penonton.
Perasaan familiar menyergap Baskara. Sosok serupa pernah ia temui di lukisan Grisa lainnya. Ia pun menelusuri karya-karya lama, mencari benang merah yang menghubungkan misteri ini. Di lukisan "Penari Gandrung", sosok itu muncul samar di antara para penari yang meliuk-liuk anggun. Di "Pantai Selatan", sosok itu berdiri tegak di atas karang, seolah tengah mengawasi gempuran ombak yang ganas.
Semua lukisan yang menampilkan sosok misterius itu memiliki kesamaan: ada goresan tersembunyi yang hanya bisa dilihat di bawah sinar ultraviolet. Dengan peralatan khusus, Baskara menyinari lukisan satu per satu. Di bawah sinar, goresan-goresan samar tersebut menampakkan diri, membentuk angka dan huruf---koordinat geografis.
Baskara mencoba mengurutkan angka dan huruf tersebut, dari lukisan terlama Grisa sampai yang terbaru, menjadi: 54FH+58P. Kemudian Baskara membuka google maps di ponsel miliknya dan segera menuju ke sana menaiki sepeda motornya.
Detak jantung Baskara berpacu kencang. Lokasi yang ditunjuk koordinat ternyata adalah situs Candi Pasiraman atau oleh masyarakat setempat biasa disebut Candi Pesing---karena dulu banyak orang tidak bertanggungjawab dan membuang air seninya ke kolam dekat candi tersebut.
Pada zaman dulu, kabarnya kolam itu pernah menjadi tempat mandi Raden Mas Said ketika bergerilya, hal itulah yang katanya menjadi asal--usul dari nama Pasiraman itu sendiri yang berarti tempat mandi.
Sekarang, Candi Pasiraman dipercaya oleh orang luar daerah dapat menyembuhkan orang sakit apabila bersemadi di candi ini.
Baskara telah tiba. Candi itu tampak seperti terbengkalai, tanaman liar dan lumut menutupi relief fragmen Ramayanan yang terukir di dinding candi. Ketika Baskara menapaki tangga masuk candi, ia menemukan Grisa, sedang fokus melukis dengan tenang. Keterkejutan tak bisa disembunyikan Baskara.
"Maestro, kenapa Anda menghilang?" tanya Baskara, suaranya nyaris berbisik.
Grisa tersenyum, guratan bijak di wajahnya semakin dalam. "Aku sedang mencari inspirasi untuk lukisan terakhir pameran," ujarnya sambil menunjuk kanvas dengan cat yang belum kering di hadapannya. "Misteri itu perlu dipecahkan."
Ternyata, candi tersebut adalah tempat persembunyian terakhir pelukis legendaris keturunan Belanda--Indo dari masa Raden Mas Said atau Mangkunegara I (1725-1795 M). Kabarnya, pelukis legendaris itu dahulu sering melukis kekejaman bangsa kolonial dan perjuangan rakyat pribumi sehingga ia diancam oleh pemerintah kala itu. Tak hanya melukis, ia juga dikisahkan sering membantu rakyat untuk melakukan perlawanan. Grisa, sang maestro masa kini, ingin mengungkap identitas dan karya-karya yang hilang dari sang pelukis kuno melalui media lukisannya sendiri.
Pameran Grisa akhirnya dibuka, dipenuhi para antusias seni yang penasaran. Lukisan terakhir Grisa, berjudul "Pelukis Yang Terlupakan", menampilkan sosok pria tua berjenggot putih dengan goresan gaya khas jaman Hindia Belanda, sedang menatap tajam ke arah penonton. Para pengunjung terkesima, mereka awalnya mengira sosok itu hanyalah mitos belaka. Bahkan, ada beberapa orang yang tidak mengetahui sosok pelukis legendaris itu.
Baskara mengerti. Grisa tak hanya pelukis hebat, tapi juga detektif seni yang ulung. Melalui pameran ini, Grisa tak hanya menghidupkan kembali sang pelukis misterius, tapi juga menegaskan bahwa karya seni sejati, seperti misteri yang diungkapnya, tak lekang oleh waktu dan akan terus dikenang.
Grisa, sang maestro, telah membuktikan bahwa seni lukis tak hanya soal estetika, tapi juga jembatan menuju masa lalu, memecahkan teka-teki yang tersimpan rapat. Pameran ini menjadi legenda tersendiri, tak hanya karena karya-karya Grisa yang luar biasa, tapi juga misteri yang melatarbelakanginya. Tentang seorang pelukis keturunan Belanda--Indo yang berhati mulia.