Lihat ke Halaman Asli

Filsafat Sparta dan Perniatan Organisasi

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Mencopotdarisuatupenyataandengansedikitgubahan,kitaibaratkanlidi yang masihterceraiberai.Supayamenjadikuatdansatu, dibutuhkansuatupengikat. Kita tahu, jika yang menjadipengikatadalahsebuahperaturan, makaaturan-aturanituakanmenjelmamenjadisebuahtekanan, danpadaakhirnyakitaakanterceraiberaikembali. Pengikat yang kuatdaneratialahikatanemosional.

Jikalebihditelisik, pernyataaninitelahsepenuhnyaditerapkanolehkelompok-kelompokpemudadengan motor danjakethitam, yang mengobrak-abrik minimarket malam-malam :geng motor. Merekateroganisir, tahuperanmasing-masingtanpaadacelauntuksalingmenyalahkan.Tentu, didalamkeorganisasianmereka, takadaistilahanggarandasardananggaranrumahtangga, sepertiorganisasikemahasiswaankebanyakan.Yang adahanyakumpul, kumpul, dankumpul.Lama-kelamaan, perkumpulanmerekamenimbulkansuatuikatan.Ya, ikatanemosionaltadi.Merekasenasib-sepenanggungan, seiya-sekata, sevisi-setujuan.Merekasulitterceraiberai, seakandiikatolehsuatunafaskebersamaan. Hal yang bisa disalahkandaripergerakanmerekaadalah :merekamelakukantindakkriminal, bukanmobilisasimenujukebaikan.Ibrahdari para geng-kersituadalahbukantentangpergerakanradikal, tapiuntukmenujusuatutujuan, sekelompokpemudaharusbergandengantangan.

Bisamenjadirujukan, yaituketikaprajuritkecil Sparta menghancurkanduapasukanbesar Xerxes.Meskipunpadaakhirnya orang-orang Sparta mati, namun proses penghancuranduapasukanbesar Xerxes benar-benarberlangsungheroik dantentu, menunjukankebersamaan yang tinggi. Tigaratusprajuritdapatmenjenggalduapuluhribuan tentara garanghanyadenganbarisan yang terstruktur, diapitduabukitsebagaipembatas.Pasukan Xerxes yang bergerakrandomtanpaarahditahan dan dihancurkan olehsebuahsusunanmanusiaberbentukpersegipanjangpadat, yang diikatkanolehpengikat : We are Sparta!Merekatotalitasdanbersama.

Filosofi Sparta dan geng motor menunjukan sebuah kenyataan : keorganisasian adalah kerja bersama, bukan pelepasan tangan ketika telah berjalan. Organisasi, kadangkala berpegang erat diawal, lentur ditengah, dan bercerai ketika diakhir. Organisasi sekiranya tidak menuruti laku burung yang bermigrasi : dibawah bercerai, diatas menyatu, bila mendarat bercerai lagi.

Ada kalimat hebat yang berbicara, “ada suatu bagian didalam tubuh, jikalau bagian itu baik, baiklah seluruh tubuh, jika bagian itu buruk, buruklah seluruh tubuh. Bagian tubuh itu adalah hati”. Organisasi akan berjalan sesuai track yang diinginkan jika setiap individu didalamnya baik-baik. Setiap individu tahu visi dan misi bersama, tujuan akhir yang akan dicapai, dan proses untuk menggapainya. Perlu suatu doktrinasi ideologi kepada seluruh anggota agar didapat kesamaan paham atas dogma yang dianut. Sehingga, seluruh elemen tidak terpencar-biar, tidak berjalan sendiri-sendiri dan tak terjadi pelepasan tangan dari atasan ke anak buah atau sebaliknya.

Dan kemudian diperkenalkanlah istilah zona aman. Bukan nyaman, tapi aman. Istilah ini bukan merujuk ke bagian daratan yang lebih tinggi saat banjir, atau daerah pengungsian warga-warga dari letusan Merapi. Zona aman cenderung diartikan untuk mereka (termasuk penulis) yang hanya bermain aman dalam organisasi. Mereka hanya berorientasi pada “selesainya kegiatan yang dicanangkan saat rapat kerja”. Perkara impact kegiatan keluar? Masa bodoh tidak dipikirkan. Yang terpenting adalah kegiatan telah terlaksana secara sukses dengan sponsor-sponsor yang wah dan dana bersisa melimpah. Zona aman adalah hasil perniatan yang keliru. Analogi mudahnya adalah, zona aman bagaikan pelaksanaan shalat. Jika menganut paham zona aman, pelaksanaan shalat hanya dilakukan begitu saja, tanpa niat dalam hati untuk beribadah kepada-Nya, bahkan mungkin hanya ikut-ikutan teman. Yowes, seng penting aku wes sholat. Padahal jika memang berniat lurus dan luhur untuk shalat, pribadi akan terhindar dari perbuatan keji dan mungkar.

Sama dengan organisasi. Pelurusan niat penting diperhatikan karena jika tidak, dapat menimbulkan berbagai persepsi. Apakah hanya ingin melaksanakan kegiatan? Atau ingin melakukan suatu perubahan dari terlaksananya kegiatan? Atau apakah memang keberadaan organisasi ini rupa-rupa event organizer (Dan tentu, organisasi bukan event organizer, yang berkumpul saat dipesan, bertujuan saat diminta)? Atau yang paling bijak, apa pengaruh yang didapat dengan keberadaan organisasi ini?

Sesungguhnya ada fenomena terbalik : niat terbentuk karena suatu budaya atau tradisi. Secara lurus, begini : “niat korupsi, lama-kelamaan korupsi menjadi budaya. Niat bersedekah, lama-kelamaan sedekah jadi tradisi”. Dalam organisasi, fenomena terbalik terjadi seperti ini : “kenapa melaksanakan kegiatan ini? Karena tahun kemarin dilaksanakan”. Tentu, ada kecenderungan bahwa melaksanakan budaya sebagai niat. Bukan dari niat, terwujud suatu budaya. Apakah sebuah kesalahan? Tidak. Tidak jika tujuan dan niat memang dapat dicapai dari kegiatan itu. Nah jika murni hanya ikut-ikutan budaya tanpa mengetahui esensi kegiatan, niat harus diubah. Niat harus diubah!

Menyangkut niat-meniat itu semua, kegiatan menjadi tolok ukur kesuksesan sebuah kabinet organisasi. Menghadirkan gueststar - gueststar tenar adalah barometer pengukur tingkat keberhasilan. Mengundang berbagai macam makhluk modern yang tak ada sangkut paut dengan tujuan yang dianut telah menjadi pegangan dan pedoman. Ah entahlah. Itu telah membudaya.

Ada juga yang memandang keluar. Tingkat kesuksesan ditilik dari respon pihak luar, bukan dampak yang terjadi di dalam rumah tangga sendiri. Maklum saja jika niat dari awal ingin melihat respon luar. Apakah positif atau negatif? Salah? Tidak! Namun jika memperhatikan dampak di dalam lingkungan sendiri tidak signifikan atau bahkan diabaikan, chief marketing pelaksanaan kegiatan harus diganti! Niat harus diubah! Kita yang harus berubah, bukan orang lain!

Apalah daya jika ini hanya menjadi wacana. Butuh gerakan. Jargon bukan sekedar jargon. Kabinet yang terbentuk adalah titik awal yang dapat ber-ekspand sesuai ideologi yang dianut. Sekiranya belum mampu menunjukkan eksistensi perubahan keluar, laksanakan dulu didalam. Seandainya mulut masih kelu mengutarakan gerakan perubahan keluar, sebarkan dulu didalam. Seandainya tangan dan kaki masih kaku melaksanakan perubahan keluar, lakukan dulu didalam.

Dan seandainya hati masih belum bisa mengimani ideologi yang dianut, ingatlah, kita adalah keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline