Lihat ke Halaman Asli

Merdekakan Dulu Bangsa Kita, Baru Bangsa Seberang

Diperbarui: 17 Agustus 2016   21:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Liputan6.com/Katharina Janur

Perayaan kemerdekaan 17 Agustus menjadi momen titik balik untuk menunjukan kepada dunia bahwa Indonesia adalah Negara yang berdaulat secara politik, ekonomi, dan kebudayaan. Indonesia menjadi Negara yang patut disegani oleh Negara-negara asing, karena keberhasilan memerdekaan diri dari penjajahan selama berabad-abad. Perjuangan sampai tetes darah penghabisan para pahlawan harus kita pertahankan dan kembangkan supaya semua rakyat Indonesia dapat merasakan kemerdekaan yang sepenuhnya

Memang secara de juredan de facto Indonesia telah dinyatakan sebagai negara yang berdaulat penuh di semua sektor. Namun hal yang seperti itu tidak dirasakan oleh warga negara kita yang tinggal di daerah paling luar atau daerah perbatasan. Seringkali mereka masih kesulitan untuk sekedar mendapatkan sandang, pangan, dan papan, bantuan dari pemerintah dianggap hanya menyelesaikan masalah untuk sementara.

Pendidikan pun sangat sulit didapatkan oleh warga yang tinggal disana. Sebagai contoh saya ambil Provinsi Jayapura Papua, menurut BPS, Indeks kebahagiaan Papua adalah yang terendah dari 34 provinsi yang ada di Indonesia. Hal itu didasarkan pada sepuluh aspek yaitu pekerjaan, pendapatan rumah tangga, kondisi rumah dan aset, kesehatan, keharmonisan keluarga, hubungan sosial, ketersediaan waktu luang, keadaan lingkungan dan kondisi keamanan.

Hal seperti ini tentu saja menimbulkan keprihatinan bagi seluruh warga Indonesia, seharusnya masyarakat kita yang terluar juga mendapat kemudahan yang sama seperti kita. Kemerdekaan yang sejati belum mereka rasakan. Kita berjuang bersama-sama, bahu-membahu dalam mengusir penjajah. Namun kemerdekaan yang didapat amat berbeda. Mereka masih merasakan kesulitan yang sama saat masih dijajah. Mereka butuh bantuan kita, mereka butuh pemerintah yang serius dalam melaksanakan pembangunan di daerah mereka.

Namun nyatanya masih banyak masyarakat kita yang bahkan lebih mempedulikan orang asing. Mereka menempatkan diri mereka menjadi penolong bangsa asing. Tidak salah memang, Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, tapi apakah kita akan lebih peduli dan lebih melihat mereka dibanding saudara tanah air kita yang jelas-jelas masih sangat kesulitan.

Memprihatinkan memang melihat saudara didepan mata sendiri masih kesusahan namun malah memberi perhatian yang berlebih kepada bangsa asing yang bahkan kita tidak tahu mana yang salah dan mana yang benar.

Sudah sepatutnya kita memprioritaskan saudara setanah air kita terlebih dahulu sebelum beraksi untuk bangsa lain. Tokoh-tokoh perjungan kita tidak hanya dari tanah Jawa saja melainkan dari ribuan pulau yang ada di Indonesia. Mereka pernah berjuang bersama-sama untuk kemerdekaan Indonesia, untuk kemerdekaan kita. Lantas apa yang mereka inginkan? Tidak lain dan tidak bukan adalah kemerdekaan dari kesulitan untuk sejahtera. Mari memerdekaan saudara kita dulu sebelum memerdekaan negeri orang lain. MERDEKA!!! DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA ke- 71!

--

Referensi

http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/02/bps-provinsi-papua-tingkat-kebahagiaan-terendah-di-indonesia




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline