Lihat ke Halaman Asli

Social Media Crime: Rahasia Gelap di Balik Penjualan Akun Game Online

Diperbarui: 16 Februari 2024   00:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Sumber Gambar: Detik Inet.com

Media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, tetapi sayangnya, keberadaannya juga membawa risiko yang tidak bisa kita hindari, salah satu ancaman utamanya yaitu kejahatan. Fenomena kejahatan media sosial semakin merajalela dan dapat mengancam keamanan serta kesejahteraan masyarakat secara luas. Kejahatan ini meliputi penyebaran hoaks dan desinformasi yang dapat menciptakan kebingungan dan ketegangan di antara masyarakat. Selain itu, kriminalitas cyberbullying semakin meningkat, di mana individu atau kelompok menggunakan platform ini untuk menyerang dan merendahkan orang lain secara daring, memberikan dampak psikologis serius pada korbannya.

               Maraknya kejadian kejahatan media sosial yang beredar di masyarakat perlu menjadi fokus utama dalam menggunakan media sosial, jika ada pesan yang masuk ke medsos kita tanpa adanya identitas yang jelas perlu di waspadai, karena jika kita tidak waspada bisa saja kita di tipu oleh para pelaku.

               Adanya sebuah kasus mendalam terhadap penipuan pembelian akun game online mengungkap fakta kecurangan yang merajalela di dunia media sosial salah satunya di telegram. Sejumlah pelaku penipuan ternyata telah memanfaatkan platform ini untuk menipu pengguna yang ingin membeli akun game secara online.

               Dalam serangkaian wawancara yang penulis lakukan dengan salah satu korban yang berasal dari Kota Bandung, ditemukan bahwa banyak dari mereka tertipu oleh penjual akun game yang menawarkan harga terjangkau melalui platform media sosial. Para penipu ini sering menggunakan metode rayuan dan menampilkan testimonial palsu untuk menarik minat calon pembeli.

               "Awalnya saya survei terlebih dahulu di media sosial instagram dan facebook, lalu kemudian dari setelah melakukan komunikasi di facebook, saya di arahkan ke telegram untuk komunikasi lebih lanjut, dan, mereka mengirim sebuah gambar akun mobile legend yang memiliki skin hero yang lengkap, awalnya saya udah tertarik, tapi sempat ragu juga tadinya karena pelaku meminta saya untuk melakukan transaksi secepatnya" ujar dengan inisial FD, pada rabu, 14 februari 2024, Pukul 17.00 WIB.

               Namun ketika FD merasa ragu dalam pembelian aku tersebut, FD memakai jasa rekening bersama (Rekber) atas rekomendasi dari grup telegram tersebut. Dan pada akhirnya FD percaya kemudian melakukan transaksi untuk membeli sebuah akun game mobile legend tersebut.

               FD kemudian melakukan transaksi sebanyak 500rb untuk membeli akun game mobile lagend yang di tawarkan, namun setelah melakukan transaksi, FD justru di blokir lalu dikeluarkan dari grup jual beli akun game tersebut.

               "Ternyata setelah saya selidiki lebih lanjut, itu tuh bukan cuman satu orang ternyata, tetapi melibatkan banyak orang untuk melakukan penipuan tersebut kepada saya, dari mulai saya membuat sebuah postingan di facebook untuk menanyakan rekomendasi tempat jual beli akun game, terus ada yang komen 3 orang untuk masuk kedalam telegram itu" Ujar FD, pada 14 februari 2024, Pukul 17.00 WIB.

               Penting untuk diingat bahwa pembelian akun game melibatkan risiko tertentu, terutama ketika melakukan pembelian jalur yang tidak resmi. Artikel ini menyoroti pentingnya memeriksa kredibilitas penjual dan memastikan transaksi dilakukan melalui saluran resmi untuk menghindari penipuan.

               Beberapa korban melaporkan bahwa setelah melakukan pembayaran, penjual menghilang tanpa memberikan akses ke akun yang dijanjikan. Situasinya semakin meruncing karena ternyata beberapa akun yang dijual merupakan hasil pencurian atau peretasan, sehingga pembeli tidak hanya kehilangan uang, tetapi juga terjerumus dalam risiko tindakan ilegal. Hal ini menyoroti seriusnya permasalahan keamanan dalam transaksi online dan menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen bisa dengan mudah dieksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline