Lihat ke Halaman Asli

Stop Perundungan (Bullying) di Sekolah!

Diperbarui: 5 November 2023   16:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 sumber gambar: Freepik.com

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa kasus perundungan atau bullying sudah tidak asing lagi di mata masyarakat, banyaknya kasus bullying yang terjadi di kalangan pelajar ini sudah seperti menjadi subkultur yang disetiap tahunnya pasti kita menemukan berita atau kejadian tentang aksi perundungan ini.

Kasus perundungan terhadap siswa tidak hanya terjadi sekali dua kali saja namun seperti yang bisa kita lihat di berbagai media sosial ada beberapa kejadian mengenai aksi perundungan yang sangat menyedihkan.

Yang dimana aksi perundungan ini dapat menyebabkan korban bullying dapat terganggu secara kesehatan mentalnya, belakangan ini banyak kasus bunuh diri karena akibat depresi setelah di rundung teman-temannya. Korban yang tidak sanggup menanggung rasa takut dan ancaman akhirnya menjadi depresi dan berujung memilih untuk bunuh diri.

Kasus bullying ini adalah bentuk tindak kekerasan terhadap anak, bukan hanya menyerang secara fisik saja tetapi juga psikologis pada anak yang semakin beranjak dewasa, terutama ketika perkembangan media sosial semakin pervasif.

Pelaku perundungan siswa di sekolah biasanya siswa dari internal maupun eksternal, baik secara individu maupun kelompok. biasanya tindakan secara kekerasan fisik, psikologi, sosial, ataupun verbal karena si pelaku merasa dirinya lebih kuat. Mereka merasa lebih berkuasa atau merasa superior ketika menindas siswa lainnya. Tindakan perundungan biasanya dilakukan untuk menegakkan kekuasaan atau hanya sekedar ingin mendapatkan perhatian dari lingkungan sekitarnya.

Oleh karena itu peran orang tua dan guru sangat penting dalam mengatasi kasus perundungan atau bullying. Mereka memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang aman dan dapat mendukung anak-anak mereka dalam menghadapi situasi ini.

Orang tua perlu mendengarkan, mendukung, dan mengedukasi anak-anak tentang bahayanya perundungan. Mereka juga perlu menciptakan komunikasi terbuka dan mengajari keterampilan sosial. Guru, di sisi lain, harus mengedukasi siswa tentang perundungan, mengawasi perilaku di sekolah, dan mengintervensi jika diperlukan.

Mereka juga harus menegakkan kebijakan sekolah yang jelas terkait perundungan dan memberikan pelatihan keterampilan sosial kepada siswa-nya. Kerjasama antara orang tua dan guru sangat penting dalam menangani kasus perundungan, sehingga anak-anak dapat mengatasi situasi tersebut, menciptakan lingkungan yang aman, dan memahami nilai-nilai empati, toleransi, dan penghargaan terhadap perbedaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline