Lihat ke Halaman Asli

Perjalanan Panjang Sang Maestro (Iwan Fals)

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Terlahir pada 3 September 1961 dari seorang bapak yang bernama Haryoso dan ibu yang bernama Lies, Virgiawan Listianto atau yang sekarang lebih dikenal dengan Iwan Fals ialah seorang figure sekaligus sosok seorang laki-laki yang penuh dengan idialisme dalam setiap karyanya. Berangkat dari seorang musisi jalanan, yang mana pada usia 13 tahun ia telah memberanikan diri untuk pindah ke suatu tempat yang pada saat itu merupakan gudangnya para musisi, yaitu ibu kota Parahiyangan, BANDUNG. Dengan bermodalkan tekad bulat dan keberanian yang besar serta didukung oleh kemampuan bermain gitar dan olah fokal yang pada saat itu dapat dibilang pas-pasan, ia pun telah berani menjajakan karya-karya musiknya pada khalayak ramai.

Iwan Fals, sosok seorang pemuda pada saat itu penuh dengan kesahajaan dan telah mampu membuat suatu trobosan baru terhadap dunia music. Ia termasuk sebagai seorang yang berani mengambil resiko, karena pada saat itu ia memberanikan diri masuk kedalam dunia yang belum ada satu orang pun yang mampu menjamin akan memperoleh masa depan yang cerah lewat music. Pada saat itu memasuki dunia music dianggap tidak mempunyai masa depan alias “madesu” atau bisa dikenal dengan masa depan suram. Manun berbeda dengan seorang pemuda yang bernama Virgiawan Listianto, ia bertekad untuk menghapuskan image itu. Ada beberapa syarat yang harus dimiliki untuk menuju seorang professional antara lain disiplin, kerja keras, selalu mau belajar, mencintai apa yang kita kerjakan, sabar, serta positive thnking. Tekad dan bekal itulah yang saat itu dimiliki oleh seorang Iwan Fals sehingga saat ini ia masih tetap berani berjuang untuk menghidupi keluarganya melalui jalur music.

Sebuah perjalanan cukup berat telah dilakukan oleh Iwan Fals untuk membuka lembaran jenis music yang agak berbeda dengan musisi lain yang telah lebuh dulu berkecimpung di dunia music. Pada saat itu masyarakat dan kaum muda khususnya masih senang dengan music-musik yang dibawakan oleh Koes Ploes, Panbers, The Rollies, The Mercys, dan lain-lain. Music luar pun ikut meramaikan pasar music Indonesia pada saat itu, seperti The Beatles, Rolling Stone, Black Sabbath, Deep Purple, dan rekan-rekannya. Jika saja saat itu Iwan Fals tidak bermental baja, tidak mungkin ia berani bersaing dengan musisi-musisi yang sudah lebih dulu dan lebih senior.

Sejak SMP pengaruh music iwan fals telah begitu kuat dan merasuk dalam jiwanya. Kadang ia pun mengabaikan sekolahnya, walaupun tak sempat berantakan, tetapi pada saat itu ia sempat pindah sekolah dikarenakan pada saat itu ia tengah keranjingan dengan salah satu alat misik yaitu “Gitar”. Sosok seorang Iwan Fals muda tak seperti kebanyakan remaja pada umumnya, ia tak mau memanjakan dirinya kepada orang tuanya. Ia lebih bangga jika ia mampu mempunyai barang dari hasilnya sendiri meskipun harung dengan cara mengamen. Bahkan menjadi sopir kalong pun pernah ia lakukan, meskipun menjadi supir kalong hanya menjadi sampingannya.

Pada jaman itu memang sulit bagi para musisi muda untuk dapat tampil apalagi diterima dalam masyarakat, karena kehidupan belum sebaik sekarang jadi daya beli seseorang belum setinggi sekarang untuk membelanjakan uangnya diluar kebutuan pokok. Tetapi music serta aransemen lagu-lagu Iwan Fals telah mempengaruhi pasar. Lagu-lagu yang ia buat pada saat itu sengaja dengan syair-syair yang menggelitik, terutama lagu-lagu kritik sosial. Sehingga, bagi siapa saja yang mendengar celotehan iwan Fals saat itu, entah seorang pejabat yang suka makan duit rakyat, apakah ia seorang preman pasar yang suka malak, apakah seorang wanita tiruan, maupun seorang anak pejabat yang bejat, dan masih banyak lagi yang terkena sentilan Iwan Fals melalui lagu-lagunya marah, pasti. Memang besar resiko yang ditanggung oleh Iwan Fals hingga ia tak dapat bebas seperti musisi yang lainya. Ia sempat masuk dapur rekaman untuk membuat albumya yang pertama, namun tak seperti yang diharapkan. Album prtamanya belum bisa menjadi harapan aias jeblok hasil penjualannya. Ia kembali ke jalan untuk menjajakn suaranya. Kadang-kadang ia juga mengikuti festival music dan juga mampu untuk menjadi juaranya. Berbekal pengalaman dari berbagai ajang festival music ia kembali masuk dapur rekaman bersama dengan Pepeng, Krisna, dan Nana. Tetapi apa mau dikata, rekaman ini pun belum seperti yang diharapkan. Pembeli albumnya masih terbatas pada kalangan tertentu khususnya para anak muda.

Dengan bekal yang lebih matang dan pengalaman dari album-album sebelumnya, Iwan Fals kembali masuk dapur rekaman. Ia bersama dengan Willy Soemantri mencoba membuat album music, dan ternyata MUSICA Studio menggandengnya hingga berhasil menelurkan album yang diberijudul SARJANA MUDA. Namun bukan Iwan Fals namanya jika tidak kembali mengamen lagi, ia masih saja tetap mengamen sampai tahun 1985 setelah lahir anak keduanya, annisa Cikal Rambu Bassae, hasil pernikahan dengan seorang wanita bernama Rosana atau yang lebih dikenak dengan nama Mbak Yos.

Masa suka dan duka dalam kehidupan memang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia termasuk Iwan Fals. Cobaan berat dalam hidup Iwan Fals ialah ketika suami Mbak Yos ini kehilangan anak pertama mereka, Galang Rambu Anarki, pada tahun 1997. Untuk mengikuti jejak ayahnya sebagi musisi almarhum Galang sempat juga menelurkan sebuah album dari sebuah bend yang diberi nama Bunga. Sepeninggalan anaknya itu Iwan Fals sempat mengatakan bahwa ia semakin mencintai keluarganya serta semakin memberikan ekstra perhatian kepada anak-anaknya.

Jika kita set back tentang kehidupan Iwan Fals tersebut dapat ditarik hikmah bagi kita semua, khususnya bagi para musisi pemula. Bahwa untuk menuju suatu jenjang sukses bukanlah sesuatu yang tidak mungkinbagi setiap seniman music, hanya saja kita tidak siap untuk menghadapi factor-faktor yang kan selalu dating. Khususnya cobaan-cobaan yang atang dari dalam diri kita sendiri yang selalu hadir untuk menghalangi sukses tersebut. Seperti disiplin, mental, kerja keras, ketekunan, kesabaran, dan yang paling mengganggu ialah ingin cepat sukses.

Semoga perjalanan seorang maestro IWAN FALS bukanlah hanya dapat kit abaca sebagai konsumsi berita saja, tetapi mudah-mudahan perjuangan hidupnya dapat menginspirasi kita semua terutama para musisi muda. Karena sebaik-baiknya belajar adalah belajar pada orang yang berhasil, dan pengalaman ialah guru yang paling baik. Maka marilah kita mencontoh dari apa yang telah dilakukan oleh seorang Iwan Fals dalam perjalanan hidupnya, tentunya kita contoh dari sifat baiknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline