Menjadi pengendara motor yang memiliki stiker LJG, tentunya memiliki beberapa keuntungan. Salah satunya adalah sapaan yang hangat dari pemilik stiker yang lain.
Pada saat saya menempelkan stiker LJG di motor, sapaan dengan klakson dari pengguna motor yang berstiker LJG lain merupakan moment yang paling menyenangkan ketika mengendarai motor di jalanan. Ketika sedang asyik menyusuri kota Yogyakarta, tiba - tiba ada pengendara dengan stiker yang sama, yang berpapasan dan membunyikan klakson sebagai tanda menyapa. Tak lupa, saya juga kembali menyapa dengan membunyikan klakson saya yang seadanya (Ya karna aki saya sedang tekor). Sapaan adalah salah satu upaya membangun relasi. Komunikasi bisa dimulai dengan sebuah sapaan.
Entah sejak kapan, kebiasaan menyapa dengan membunyikan klakson antar pengendara stiker LJG ini tumbuh laksana jamur. Sekarang, tanpa diminta, setiap pengguna stiker yang sama otomatis akan menyapa pengguna yang lain dengan klakson. Memang kebanyakan pelaku adalah anak muda atau mereka yang masuk dalam komunitas Lintas Jogja, namun lama - kelamaan, semua pengguna stiker juga melakukannya.
Saya kepingin tahu bahwa sapaan dengan klakson itu memberi kesan bahwa kita sama, kita adalah sesama pengguna stiker LJG. Konsekuensi logis dan sapaan sebagai sesama itu adalah bahwa muncul solidaritas. Solidaritas sebagai sesama pengguna stiker. Menumbuhkan kesadaran sebagai sesama adalah yang pertama, solidaritas akan mengikuti kemudian. Bukankah hal ini sangat mengesankan? Bisakah dikenakan untuk komunitas di luar pengguna stiker LJG? Tentunya sangat bisa karna Yogya juga banyak mempunyai komunitas serupa dengan ciri khas yang berbeda namun tetap menjunjung tinggi nama sodara.
Lalu, darimana semua itu berasal? Saya mulai menduga - duga, darimana asalnya solidaritas itu? Apakah solidaritas itu muncul karena kesamaan nasib? Nasib yang bagaimana? Situasi jadi korban "konsumerisme atribut" komunitas? Jadi ingat bagaimana dulu orang - orang nusantara merasa senasib dijajah lalu bersolider berperang.
Pertanyaannya, Mengapa para pengguna motor dengan stiker yang lain tidak mempunyai solidaritas yang sama? Apakah karena stiker LJG termasuk komunitas sosial? Mengapa pengguna motor yang lain tidak melakukan hal yang sama? Yang jelas, bukan karena status organisasinya. Lalu darimana solidaritas itu bisa muncul?
Saya jadi ingin membandingkan dengan para pecinta MOGE. Salah satu hal yang membuat saya jengkel ketika mengendarai motor atau mobil di jalan adalah ketika melintas gerombolan pengendara MOGE. Kejengkelan itu muncul karena mereka biasanya menggunakan “Voorijder” dan berjalan kencang, memotong jalan dan tidak menghiraukan pengendara yang lain. Kesan itu bertolak belakang dengan kesan pengguna stiker LJG yang santai dan menikmati jalan serta identik dengan solidaritas (Semoga demikian). Sekali lagi, darimana datangnya solidaritasnya?
Bila memang masih terlalu sulit mencari, baik bila dibiarkan saja. Yang penting adalah bahwa dengan mengendarai motor berstiker LJG ataupun tidak orang bisa bersolider dengan pengendara yang lain. Ada kebanggaan untuk bertindak solider. Identitas sebagai orang yang solider tiba - tiba muncul begitu seseorang mengendarai motor dengan stiker yang sama.
Kira-kira logika ngawurnya begini : Sesama pengendara motor berstiker LJG adalah solider. Saya adalah pengendara motor. Karena saya pengendara motor berstiker LJG, saya solider. Sederhana, mungkin tanpa alasan luhur dan sok moralitas apapun, bahkan bisa karena fashion saja, namun efeknya berlipat ganda. Yang penting kita bisa lihat hasilnya : solidaritas. Bagaimana dengan komunitas lain?
Tak heran, di di kota Yogya, gerombolan anak yang berjumpa dengan pengendara berstiker sama akan segera berseru “SALIJO"
NB: Bila anda ingin mengenal lebih dekat dan bergabung dalam komunitas ini, bisa klik terkait dibawah ini:
Mau Stiker LJG ??
[ hubungi Korwil terdekat ]
http://goo.gl/mQyhLi
Lebih dekat dengan Kami LJG
http://goo.gl/WBdj1p
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H