Lihat ke Halaman Asli

APTB Dicintai atau Dibenci?

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

APTB (angkutan perbatasan terintegrasi bis), APTB di bangun untuk membantumasyarakat perbatasan yang bekerja di kota Jakarta. Moda transportasi berupa bis ini di rencanakan dapat mengurai kemacetan di Jakarta.

APTB saat ini dipegang 6 operator yakni PT Anugerah Mas, PT Bianglala Metropolitan, PT Sinar Jaya Megah Langgeng, PT Mayasari Bhakti, PT Hiba Utama dan Perum PPD. Dari 6 operator memegang 17 trayek yang menghubungkan Jakarta dengan kota di sekitarnya. Berikut 17 trayek antara lain Bekasi-Pulogadung, Poris Plawad-Tomang, Ciputat-Kota, Cibinong-Grogol, Bogor-Rawangun, Bekasi-Tanah Abang, Bekasi-Bundaran HI, Bogor-Blok M dan Cileungsi-Blok M. Lalu, Bogor-Tanah Abang, Bogor-Tanjung Priok, Pulogadung-Tangerang, Cikarang-Kalideres, Bogor/ Ciawi-Grogol, Bogor/ Bubulak-Grogol, Bogor-Senen dan Bogor-Cililitan.

Sayang APTB yang membantu transjakarta malah membuat rusak jalur transjakarta, mksd saya merusak yaitu suka mengambil/menurunkan penumpang sembarangan ini bisa pendapatan PT Transjakarta berkurang, salip menyalip di Jalur transjakarta, kejadian balap membalap di jalur transjakarta sangat membahayakan pengguna kendaraan. Sering kali bis APTB loncat dari jalur dan masuk kembali. Kebiasaan mengetem lama di halte dan teriak2x di dalam halte, sudah hampir sama dengan terminal bis.

Transjakarta saat ini memang kekurangan armada dan jeda nunggu kedatangan juga lama. Pengguna transjakarta sangat bersyukur akan kehadiran bis warna biru, karena kedatangan yang sangat cepat. Tetapi untuk turun tidak semua halte berhenti, ini membuat sedikit kesel pengguna angkutan umum warna biru, terkadang pengguna APTB harus turun di jalan dan tidak di turunkan halte. Buat yang ingin cepat boleh senang, tetapi yang ingin pindah bis harus melalui halte kembali.

Saat ini Dishub memberikan perigatan kepada APTB untuk bergabung dengan PT Transjakarta, operator APTB sempat menolak untuk bergabung ke PT Transjakarta karena minimnya pendapatan, PT Transjakarta akan mengubah sistem pembayaran bukan setoran melainkan per kilometer. Kebijakan ini ditempuh PT Transjakarta untuk mengubah tata transportasi umum transjakarta yang buruk. Dengan beralihnya APTB ke Transjakarta, pengguna trans tidak perlu takut akan lama menunggu kedatangan bis dan tidak perlu membayar dua kali untuk naik APTB. Saat ini masyrakat harus membayar dua kali jika naik APTB dengan biaya Rp 5.000 dan ditambah tiket masuk halte trans.

Sambil menunggu kehadiran bis baru untuk memperkuat transjakarta di semua koridor, APTB saat ini boleh masuk dan bantu warga yang beraktivitas. Suatu saat jika armada trans telah terpenuhi, APTB tidak boleh memasuki jalur trans. APTB harus berhenti di awal koridor trans. Semoga Transjakarta bisa jadi tumpuan moda transportasi umum bis yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline