Lihat ke Halaman Asli

Riny Kusumawati

Karyawan Swasta

Penerapan Sikap Budi Pekerti pada Remaja Broken Home

Diperbarui: 7 September 2024   17:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

SIKAP BUDI PEKERTI YANG HARUS DITERAPKAN PADA KORBAN PERCERAIAN

SIKAP BUDI PEKERTI YANG HARUS DITERAPKAN PADA KORBAN PERCERAIAN

DI TINGKAT REMAJA

Di susun oleh : Riny Kusumawati

PENDAHULUAN

Dalam artikel ini penulis akan membahas imbas psikis remaja korban KDRT yang berakhir terjadi perceraian. Fenomena keluarga broken home dalam masyarakat saat ini sudah menjadi hal yang wajar atau biasa. Keluarga broken home merupakan pasangan suami dan istri yang mengalami permasalahan dalam keluarga kemudian memutuskan untuk mengakhiri suatu hubungan dengan kata perceraian yang pada umumnya berdampak pada psikologis anak baik dalam pendidikan maupun lingkungan sosialnya. Perilaku anak yang tidak sesuai dengan norma karena kurang adanya perhatian, kasih sayang atau salah satu dari orangtua yang tidak ikut berperan dalam proses tumbuh kembangnya pendidikan anak,sehingga anak merasa kehilangan salah satu figure teladan yang seharusnya menjadi panutan dalam perilaku moral anak.

Sesudah perceraian, menuntut peran ganda dari orangtua untuk memperhatikan pendidikan moral anak, sehingga anak dalam bersikap tidak merasa kehilangan sosok panutan teladan dalam hidupnya. Keluarga yang berantakan (broken home) dapat dilihat dari dua aspek: yang pertama keluarga itu terpecah karena strukturnya tidak utuh sebab salah satu dari kepala keluarga meninggal dunia atau telah bercerai, dan kedua orang tua tidak bercerai akan tetapi struktur keluarga itu tidak utuh lagi karena ayah atau ibu sering tidak di rumah atau tidak memperlihatkan hubungan yang kasih sayang. Misalnya orang tua sering bertengkar sehingga keluarga itu tidak sehat secara psikologis sehingga berdampak terhadap anak, seperti malas belajar, menyendiri, agresif, membolos, dan suka menentang orang tua atau guru.

 

PEMBAHASAN

 

Dari data yang saya kutip dibeberapa media sosial maupun website seperti data MABES POLRI (2022) Pengadilan Agama (2023) dan Lembaga Pendidikan Nasional (2023)  Mayoritas imbas dari KDRT adalah perceraian yang dilibatkan dalam perceraian ini bukan hanya suami istri saja, tetapi ada anak dan keluarga besar. Saat ini remaja yang kita sebut sebagai Gen Z mempunyai sikap mental yang lebih lemah dibanding generasai milenial. Apalagi didukung adanya gadget dan media sosial yang seolah olah membuat keterpurukan mereka menjadi sesuatu yang menyedihkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline