Kalau ditanya sejak kapan Jokowi mulai jatuh cinta kepada Prabowo, maka bisa kita lacak jauh ke belakang hingga Pilkada DKI Jakarta 2012. Boleh dikatakan Prabowolah yang menjadi "sponsor" utama yang membuat Jokowi bisa maju dalam perhelatan Pilkada Jakarta.
Jokowi merasa diwongke oleh Prabowo. Meskipun mereka berdua akhirnya menjadi rival tersengih dalam dua kali pilpres, namun itu tidak membuat ikatan tersebut putus. Jokowi bahkan menegaskan persahabatan keduanya seperti rantai sepeda yang terus dikayuh. Maka, menjadi masuk akal ketika dua rival ini menyatu dalam pemerintahan untuk Indonesia maju.
Jika kita menyimak dengan saksama pidato-pidato presiden Jokowi dalam pelbagai kesempatan belakangan ini, terutama tentang tantangan dan peluang Indonesia menjadi negara maju, maka kita segera menemukam unsur strong leadership sebagai salah satu variabel penting yang menentukan.
Bagi Jokowi kemajuan Indonesia adalah keberlanjutan. Ini mengingat Jokowi, dan juga para pendahulunya, telah meletakkan fondasi pembangunan nasional yang menuntut para suksesornya memiliki visi keberlanjutan pembangunan.
Saya kira wajar jika Jokowi menekankan soal strong leadership sebagai estafet kepemimpinan. Dan, soal strong leadership itu menyatu di dalam diri Prabowo Subianto.
"Sering saya sampaikan 2024, 2029, 2034, momentum yang menentukan Indonesia bisa melompat maju atau tidak sehingga dibutuhkan kepimpinan nasional yang kuat, persatuan yang kuat, kekompakan yang kuat, tanpa itu tantangan yang kita hadapi tidak mudah. Sehingga dibutuhkan kepemimpinan, leadership yang kuat," ujar Jokowi.
Sebagai Menteri di kabinetnya, Jokowi paham betul karakteristik atau gaya kepemimpinan Prabowo yang tak gampang putus asa dan tak gampang ditekan oleh pihak lain yang tidak ingin Indonesia maju.
Secara struktural partai, Prabowo bukan seorang petugas partai sebaliknya ia adalah ketua umum partai di mana ia adalah orang terakhir yang mengambil keputusan penting dan final. Seorang petugas partai tentu saja tidak bisa mengambil keputusan final karena di atasnya masih ada pemimpin tertinggi, sang pemberi mandat!
Selain itu, sikap berani Prabowo tercermin dari pandangannya mengenai politik luar negeri Indonesia sebagai bangsa yang menghadirkan perdamaian dan ketertiban dunia. Ketika perang Rusia dan Ukraina meletus, Prabowo tampil di forum internasional mengajukan proposal perdamaian.
Begitu juga ketika konflik antara Israel dan Palestina pecah pada 7 Oktober 2023 Prabowo tampil sebagai Menhan yang berjuang dan terlibat di sisi korban kemanusiaan. Ia mengirimkan bantuan obat-obatan dan makanan, berinisiatif mengirimkan kapal Rumah Sakit, hingga mendukung kemerdekaan bangsa Palestina.