Lihat ke Halaman Asli

Rinto F. Simorangkir

Seorang Pendidik dan lagi Ambil S2 di Kota Yogya dan berharap bisa sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Abaikan Instruksi, Ribuan Warga Aceh Terlalu Sepelekan Corona?

Diperbarui: 24 April 2020   00:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Antara Foto/Syiifa Yulinnas

Sikap-sikap menjaga kehati-hatian menjadi sangat penting saat ini. Sebab jika kita tidak menjaga diri kita, maka hal terburuk bisa saja bisa terjadi. Seperti pengalaman Amerika beberapa waktu yang lalu. Dengan sikap warganya yang kurang memperhatikan tentang bahaya corona waktu itu, negara tersebut kini tercatat sebagai negara yang paling banyak terpapar pandemik covid 19 ini.

Pengalaman-pengalaman orang lain maupun negara lain seharusnya bisa menjadi bukti supaya dengan pengalaman tersebut kita bisa belajar dan mengansitipasi hal-hal yang tak diinginkan tersebut terjadi. Seperti halnya disaat-saat pemerintah sudah menginstruksikan supaya kita seluruh masyarakat Indonesia, tetap tinggal di rumah tentu bukanlah instruksi sekedar angin lalu saja.

Sebab memang terbukti hanya dengan memberlakukan jaga jarak, dan memilih tetap tinggal di rumah maka sesungguhnya kita bisa minimal memutus matarantai penyebaran covid 19 tersebut. Baik belajar, bekerja maupun beribadah harapannya semuanya bisa dilakukan dari rumah.

Maka fenomena yang sedang terjadi saat ini di Aceh boleh dibilang masyarakatnya tidak mengindahkan apa yang sudah diinstruksikan oleh pemerintah saat ini. Dimana seperti yang dilansir oleh CNN.com (23/4/2020) dalam shalat tharawih pertama yang dilakukan malam ini, tampak ribuan orang berkumpul di Masjid Baiturahman Aceh. Tak ada jaga jarak antara satu dengan yang lain. Dan bukan hanya itu terlihat ribuan jamaah yang hadir juga tidak menggunakan masker yang ada.

Dengan kapasitas masjid yang mampu menampung sekitar sepuluh ribu orang tersebut, terlihat masjid tersebutpun penuh disesaki para jamaah yang hendak melaksanakan sholatnya. Padahal oleh pemerintah setempat maupun para ulama jauh-jauh hari telah menekankan supaya para jamaah tetap memperhatikan instruksi yang sudah dikeluarkan.

Meskipun dalam keputusannya memang tidak meniadakan sholat berjamaah tapi hendaknya memperhatikan protokol-protokol keselamatan. Minimal dengan memakai masker, hingga membawa sajadah sendiri saat akan beribadah.

Tapi dengan situasi yang seperti ini, sikap masyarakat Aceh terlalu sepele dengan apa yang sudah diputuskan oleh pemerintah. Apakah harus sudah banyak dulu yang terkena dampak covid 19 ini, baru akan patuh terhadap instruksi yang dikeluarkan? Dan jika sudah harus meledak dulu baru mau dengar-dengaran bukankah sudah terlambat?

Memang saat ini jika melirik data-data yang dilansir oleh pemerintah, update 23 April, menempatkan Provinsi Aceh ada pada 2 provinsi terbawah yang belum terpapar corona. Tapi sudah tercatat 7 orang terkonfirmasi, 1 meninggal dan 4 lagi sudah sembuh. Artinya meskipun dengan jumlah yang minim saat ini positif covid 19, bukan berarti Aceh tidak berpotensi untuk bisa meledak angkanya.

Dan harapannya jangan sampai kejadian seperti yang di Amerika sana, sikap abai mengakibatkan warganya ratusan ribu kini terjangkit. Mari kita bisa saling menjaga, supaya kita bisa menang melawan covid 19 ini. Minimal dengan melakukan apa yang sudah diputuskan bersama, maka kita bukan hanya menyelamatkan kita sendiri, orang lain juga.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline