Memang patut disesalkan tindakan atau sikap KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) waktu lalu tentang event yang digelar oleh PB Djarum untuk menggelar event pencarian bakat para atlet bulu waktu lalu. Dimana waktu KPAI mengeluarkan sikap resminya tentang event PB Djarum tersebut, karena mereka menilai event tersebut terindikasi telah melakukan eksploitasi anak.
Dimana karena sikap KPAI tersebut akhirnya PB Djarum secara resmi memutuskan untuk memberhentikan seluruh beasiswa para atlet bulu tangkis junior yang sudah dimulai sejak tahun 2006 lalu. Mereka-pun pamit dan minta maaf kepada pihak-pihak yang terkait, khususnya kepada orang tua, peserta, PBSI dan lainnya.
Akibatnya banyak netizen geram kepada sikap dari KPAI tersebut. Namun KPAI menyatakan bahwa hal itu mereka lakukan katanya demi menegakkan regulasi yang ada dalam UU Nomor 35 Tahun 2014 dan yang ada dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2002, perihal eksploitasi anak.
Tapi boleh dibilang sikap ini-pun menjadi tidak adil, pasalnya banyak hal yang terjadi dan secara sengaja tentang pelibatan anak dalam kegiatan publik, seperti demo yang tak sedikit melibatkan anak-anak dibawah umur. Dimana KPAI seakan bumkam kepada penyelanggara demo yang memang sengaja melibatkan anak-anak ikut meramaikan demo.
Namun bagi Djarum yang meskipun merupakan perusahaan rokok sebagai media bisnisnya, tetap dan selalu berupaya mendukung setiap perkembangan dunia olah raga di Indonesia. Dimana seperti yang dilansir oleh CNBC.com (28/10/2029), sang pemilik Djarum, Michael Bambang Hartono menyatakan telah membeli satu klub liga yang ada di Italia seri 3, Como 1907.
Bahkan membeli klub tersebut tidak dengan biaya yang fantastis. Dikarenakan klub bola tersebut mengalami defisit keuangan, akhirnya Djarum mencoba mengakuisisi saham klub tersebut dengan nilai harga yang tak sampai Rp. 5 miliar. Dimana harga tersebut ibarat menebus barang di pegadaian.
Hal itu dilakukannya untuk membina atlet bola kaki yang telah berusia 16 tahun ke atas yang sudah diseleksi sebanyak 24 anak supaya bisa berlatih di Italia maupun di Inggris. Sampai mereka akhirnya bisa mengukir prestasi dan terlatih dengan baik, mereka tentu akan menjadi harapan bangsa ini untuk memajukan dunia sepak bola kita.
Tapi sang bos Djarum tersebut-pun sempat menyinggung KPAI dan berharap supaya apa yang telah dilakukan oleh Djarum tersebut tidak disebut lagi merupakan kegiatan yang mengeksploitasi anak. Dimana niat mereka murni untuk memajukan dunia sepak bola kita.
Tapi pertanyaannya akankah KPAI akan kembali berujar atau bersikap hal yang sama persis ketika Djarum mencoba mengembangkan dunia olahraga bulutangkis kita?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H