Lihat ke Halaman Asli

Rinto F. Simorangkir

Seorang Pendidik dan sudah Magister S2 dari Kota Yogya, kini berharap lanjut sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Dampak People Power yang Tak Dianggap

Diperbarui: 21 Mei 2019   18:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

jpnn.com

Ini salah satu sikap positif yang diambil para pelaku usaha. Aksi people power ternyata tidak dianggap oleh dunia industri khususnya industri otomotif. Sebab mereka merasa Indonesia saatnya sudah segera berbenah di dalam menghadapi persaingan demi persaingan antara bangsa-bangsa.

Dimana seperti yang dilansir oleh CNNIndonesia.com (21/5/2019), para pelaku Industri otomotif Indonesia, seakan menganggap angin lalu aksi-aksi people power yang sepertinya dimulai sejak hari ini. Mereka juga meyakini bahwa kerja keras dan hasil yang sudah diumumkan oleh KPU sudah final. Jika keberatan dan punya banyak bukti yang signifikan bisa segera lapor ke Mahkamah Konstitusi. Dan biarkan Mahkamah Konstitusi tersebut yang memainkan peran di dalamnya.

Kepercayaan diri dari industri otomotif sangat positif sekali. Dan hal tersebut disampaikan langsung oleh para Direktur Industri Otomotif, khususnya yang ada di Jakara. Seperti yang disampaikan oleh salah satu Direktur Pemasaran AHM, Bapak  Thomas Wijaya. Bahwa mereka tetap full produksinya. Tidak ada libur kerja hanya karena aksi people power yang berdekatan dengan mereka.  Lagi pula ini mau lebaran jadi butuh pemasukan banyak jelang lebaran.

Direktur pemasaran ADM (Astra Daihatsu Motor), Amelia Tjandra juga mengungkapkan bahwa merekapun sama tidak akan meliburkan para pekerja mereka. Sebab dia yakin bahwa kepolisian-pun akan mampu untuk membereskan situasi-situasi politik yang diakibatkan oleh aksi people power tersebut.

Sekalipun mungkin katanya akan ada penembak-penembak sniper yang akan mengarahkan untuk bisa memanas-manasin situasi tersebut. Tapi ternyata kepolisian kita-pun cepat bertindak dan cepat memutuskan. Yakni tidak akan menggunakan senjata tajam, mereka hanya akan menggunakan pentungan serta tameng untuk memblokade para massa yang akan datang.

Sebab memang niatan para orang-orang jahat di bangsa ini, yakni para teroris ingin memanfaatkan situasi-situasi yang sedang panas-panas ini. Para sniper yang sudah digerakkan akan beraksi, melakukan tembakan, tapi akhirnya menyalahkan kepolisian atas penembakan tersebut. Kepolisianpun sudah mengantisipasi akan hal tersebut.  

Bukan hanya itu saja, dampak positif dari kestabilan proses politik yang ada, menunjukkan tren positif peningkatan harga-harga saham di Indonesia. Hal itu ditunjukkan oleh nilai IHSG (Induk Harga Saham Gabungan) di bursa efek Jakarta, menunjukkan peningkatan yang signifikan yang ditandai dengan menghijaunya level IHSG tersebut. Pasalnya, dalam satu minggu terakhir IHSG telah mengalami penurunan yang cukup dalam.

Hal tersebut  dibenarkan oleh Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djayadi, bahwa  seiring dengan diumumkannya hasil pemilu tersebut, para investor-investor tersebut yang tadinya cenderung menunggu dan melihat, mereka-pun akan segera kembali masuk ke pasar saham.

Akibat dari itu semua, maka mau tak mau perekonomian kita pun akan segera membaik. Situasi bangsa kitapun akan segera kondusif. Maka lebaranpun kali ini akan segera berangsur-angsur berjalan normal seperti bulan-bulan ramadhan sebelumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline