Menjadi seorang usahawan itu tentu tak ada yang dadakan. Semuanya dipastikan punya proses atau tahap demi tahapan yang harus dilalui dan dikerjakan. Meskipun terkadang sering jatuh dan gagal, tapi tak pernah mengenal kata menyerah.
Hari ini aku sebenarnya bisa belajar banyak hal dari teman-temanku yang tetap eksis dalam bisnis yang sedang mereka geluti. Tentu hal yang utama yang aku pelajari dari hidup mereka adalah keyakinan dan keteguhan hati mereka untuk tetap eksis dan bertahan dalam satu bisnis usaha kuliner. Meskipun sudah lama mengenal mereka dan bisnis yang mereka kerjakan, tapi baru hari ini mencoba untuk bertanya tentang usaha yang mereka geluti saat ini.
Sehingga teringat apa yang pernah diucapkan oleh Jack Ma dalam bisnisnya di Alibaba. Yakni pernah berkata bahwa ia sebenarnya tidak peduli tentang menguasai pasar dunia. Dan memang Alibaba sekarang bisa menguasai pasar mancanegara. Tapi yang ia perdulikan adalah seluruh masyarakat atau orang-orang di seluruh dunia bisa menerima barang pesanannya meskipun dari rumah.
Artinya dengan pesan beliau menyatakan baik dengan flatform Alibaba atau bukan, prinsipnya masyarakat dimudahkan untuk bisa mendapatkan barang kebutuhannya, tanpa harus repot ke pusat-pusat perbelanjaan yang ada.
MieLevelWik
Usaha teman yang satu ini cukup populer di salah satu pojok di Kota Medan. Meskipun tidak sepopuler usahanya milik salah satu artis terkenal Irwasyah, Napoleon. Tapi melihat rekam jejaknya yang tetap ada sampai saat ini, hal ini cukup kuat di dalam mengarungi banyaknya bisnis kuliner yang menjamur di Kota Medan.
Dua orang foundernya yakni Simon dan Dewi (nama panggilan). Mereka membuat satu stand tempat mereka berjualan di seputar Medan Marelan.Tak besar stand mereka, tapi membuka kuliner di waktu sore hingga di malam harinya , para pengunjung lumayan tertarik untuk berburu satu tempat kuliner ini.
Berdiri sejak Desember 2018 lalu, itu artinya sudah sekitar lebih dari setengah tahun mereka sudah berdiri. Buka sejak pukul 17.00 WIB hingga pukul 01.00 WIB. Waktu yang pas untuk orang-orang berbuka puasa.
Menyediakan menu mie sebagai andalan produk mereka. Dimana menyediakan level-level kepedasan sesuai selera pembeli. Mulai dari level 1 hingga level 10. Berdasarkan wawancara singkat meskipun lewat HP, dia buka kunci untuk tiap levelnya. Jika level 1 cabe rawitnya sekitar 2 biji. Dan level terakhir cabe rawitnya bisa sampai 25 biji.
Bisa bergetar itu bibir bila mengkonsumsi mie level 10, tapi ternyata banyak juga orang yang suka. Dan memang ciri orang Indonesia adalah pecinta pedas.
Awal usaha mereka bisa dibilang minim modal. Sebab memang bersyukur mereka tak bayar tempat. Sebab pemilik warkop ternyata berbaik hati menyiapkan mereka tempat dan standnya. Jadinya mereka hanya persiapan untuk beli peralatan masak secukupnya bersama dengan bahan-bahan makanan untuk produksi mie tersebut.