Lihat ke Halaman Asli

Rinto F. Simorangkir

Seorang Pendidik dan sudah Magister S2 dari Kota Yogya, kini berharap lanjut sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Hari Buruh dan Ijtima Ulama Ketiga, Gus Nabil: Biarkan Saja Mereka

Diperbarui: 1 Mei 2019   15:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ucapanweb.id

Hari ini tentu menjadi hari besarnya para Buruh. Dimana tiap tanggal 1 Mei di tiap tahunnya, para buruh bukan hanya di Indonesia saja, para buruh seluruh dunia juga akan mengadakan event yang sama. Yakni melakukan long march di sepanjang jalan-jalan protokol di tiap-tiap kotanya.

Hari buruh di hari ini pelaksanaannya terbilang baik. Bahkan menurut sang Ketua Forum Ketenagakerjaan Indonesia, yakni Said Iqbal menyatakan khusus di hari buruh saat ini tidak sebanyak tahun-tahun yang lalu. Dimana tahun-tahun lalu  jumlah peserta buruh yang melakukan aksi buruh mencapai hingga 75 ribu para buruh. Tapi di tahun ini diperkirakan jumlah mereka paling banyak 50 ribu orang saja.

Dan diikuti juga oleh para buruh yang ada di beberapa kota lainnya, melakukan aksi yang sama seperti yang terjadi di pusat ibu kota. Dengan harapan ada perbaikan nasib dari para buruh dikemudian hari.   

Tapi cukup mengejutkan bagi kita, dimana ternyata di moment yang sama, para ustad dari kalangan ulama FPI, HTI maupun PA 212 akan mengadakan Ijtima Ulama ke-3 tepat di hari besarnya para buruh di seluruh dunia.

Setelah Ijtima ulama I dan II sebelumnya telah memberikan komitment dan dukungan yang sama ke pihak Prabowo di awal-awal dukungan mereka. Dan setelah mengetahui hasilnya mereka pun akan mengawal hasil-nya juga. Dimana akan mendengarkan pemaparan Prabowo tentang hasil yang sudah dirilis oleh KPU lewat situng.  

Dimana seperti yang dilansir oleh inews.id (1/5/2019) tentang pelaksanaan Ijtima ulama ketiga ini sebagai media untuk menyuarakan adanya indikasi kecurangan yang menurut BPN telah terjadi. Tapi oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa, Muchamad Nabil Haroen di Jakarta pada Rabu (1/5/2019)  memberikan pernyataannya tentang digelarnya Ijtima Ulama tersebut.

Beliau menyebutkan supaya masyarakat dan umat Islam diminta tidak perlu menghujat dan menghina rencana digelarnya ijtima ulama III. Menghujat dan menghina ijtima ulama III sama saja mengamini kritik yang tidak berlandaskan kemajuan.

Masyarakat Indonesia  itu santun dan berbudi dan selalu mengedepankan tata krama meskipun tidak sependapat dengan ijtima ulama III. Selain itu, hasil ijtima ulama III juga sudah dapat diprediksi banyak pihak. Sehingga dia menyarankan Ijtima ulama biarkan saja berlangsung, tidak perlu ditolak. Masyarakat sudah dapat menilai sendiri, mana forum ulama yang membahas persoalan masyarakat dan forum yang dipersiapkan untuk membahas politik.

Menurutnya, masyarakat akan mengerti dan menjadi saksi sejarah siapa yang betul-betul memperhatikan dan mengupas permasalahan aktual masyarakat dan mana ulama yang menggunakan simbol agama demi kepentingan sesaat. Masyarakat memiliki kecerdasan untuk membaca arah terhadap segala dinamika perpolitikan bangsa.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline