Lihat ke Halaman Asli

Rinto F. Simorangkir

Seorang Pendidik dan sudah Magister S2 dari Kota Yogya, kini berharap lanjut sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Banjir DKI dan Kepemimpinan Anies "Single Fighter" Lebih dari 9 Bulan

Diperbarui: 27 April 2019   22:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

news.detik.com

 Rumitnya permalahan di DKI, dan kompleksnya permasalahan-permasalahan yang ada tentu tidak akan cukup jika pemimpin tertinggi di DKI sampai kini kondisinya adalah kepemimpinan yang single fighter atau kepemimpinan tunggal.

Sebab dengan kondisi kepemimpinan yang tunggal, tentu akan ada banyak pekerjaan-pekerjaan yang mungkin akan tertunda. Belum lagi persoalan disposisi atau surat menyurat di pemerintahan yang mungkin setiap hari ada laporan-laporan yang masuk ke kantornya sendiri.

Belum lagi persoalan untuk menata tanah abang, yang masih meninggalkan polemik tersendiri. Pengaturan-pengaturan para penjual yang punya lapak. Belum lagi jika kasus-kasus kebakaran yang terjadi. Belum lagi persoalan waduk demi waduk yang kini penanganannya terbengkalai. Dan tentu masih banyak lagi jika kita runut satu demi satu tugas dan tugas yang harus diselesaikan.

Apalagi saat terjadi peristiwa besar saat ini, yakni banjir bandang, yang bahkan sudah dua hari terjadi sejak Jumat hingga Sabtu di malam hari ini. Bahkan menurut data BNPB sudah memakan dua orang korban jiwa dan ribuan orang harus segera diungsikan.

Seperti yang dilansir oleh republika.co.id (27/4/2019),Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, banjir tinggi muka air Sungai Ciliwung mencapai 220 - 250 sentimeter sehingga masuk status Siaga 1. Naiknya debit Sungai Cilwung menyebabkan banjir bantaran sungai di beberapa wilayah di Jakarta.

"Berdasarkan laporan Pusdalops BPBD DKI Jakarta daerah terdampak banjir pada Jumat (26/4), terdiri dari 32 titik banjir," ungkap Sutopo, dalam keterangan pers kepada wartawan. Beberapa wilayah yang terdampak banjir yaitu di wilayah Jakarta Selatan tepatnya di RW 01, 02, 011 Kel. Pengadegan; RW 01, 03, 07 di Kel. Rawa Jati; RW 01 di Kelurahan Cikoko, dan RW 010 di Kelurahan Kebon Baru dengan ketinggian banjir rata-rata 10-250 cm.

Tentu ada yang salah dengan situasi banjir hebat yang terjadi saat ini. Dan salah satu faktornya adalah masalah kepemimpinan di DKI yang sudah lama bermain tunggal. Semenjak kepergian sang wakil, Sandiaga Uno memilih untuk menjadi pendamping Prabowo untuk maju sebagai cawapres, terhitung Sandiaga sudah meninggalkan DKI hampir lebih 9 bulan.

Bagi seorang Anies yang kini masih sendirian di DKI, tentu untuk urusan-urusan detail seperti penangangan banjir seperti yang terjadi saat ini, mungkin saja bagi beliau seakan terlewatkan. Hal itu dibuktikan jika melihat pintu-pintu air yang ada di DKI sendiri, bertumpuk hingga ribuan ton sampah-sampah. Baik dari sampah kiriman dari Bogor dan warga DKI sendiri yang masih kurang sadar dan peduli akan hal sampah.

Jadi pertanyaanya adakah hubungan kepemimpinan di DKI yang single fighter hampir lebih 9 bulan, sehingga urusan penangangan banjir seakan terlewatkan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline