Sesungguhnya esensi dari debat itu adalah menggali beberapa gagasan dan ide dari dua orang orang yang sedang berdebat tersebut. Cuma dalam format debat yang bisa memunculkan dengan gamblang apa yang termuat dalam pikiran dari masing-masing yang terlibat dalam debat tersebut.
Mungkin kita sama-sama bisa menilai bagaimana Prabowo sejak awal kedatangannya ke hotel Shangri La, tempat pelaksanaan debat, kurang begitu meresponi para wartawan. Bahkan ketika menyaksikan awal akan diwawancarai tampak begitu hati-hati kepada wartawan Metro TV yang hendak mewancarai sekilas bagaimana persiapan Prabowo pada saat debat nanti. Dan hal itu tentu sudah tampak, bagaimana para BPN-nya di waktu lalu telah menolak Metro TV sebagai tuan rumah.
Tapi ketika melihat bagaimana saat Jokowi masuk, beliau masih meladeni sejumlah wartawan yang hendak menanyai beliau tentang pertanyaan yang sama, yakni bagaimana persiapan beliau saat akan mengikuti debat. Bahkan masih terlihat menyalami sejumlah para petinggi Metro TV,maupun para petinggi dua stasiun TV lainnya, seperti SCTV dan Indosiar yang memang diberikan kedaulatan oleh KPU sebagai penyelenggara dari debat tersebut.
Kemudian tampak tidak ada ketegangan yang terpancar di muka Bapak Jokowi. Sementara Bapak Prabowo masih kelihatan kekakuannya. Dan itu tercermin saat penyampaian visi misi di sesi awal. Bagaimana suara Prabowo tampak besar, sangar, serak, dan kuat di dalam penyampaiannya. Sedangkan Bapak Jokowi, tampak begitu santai, tapi penekannya kuat, terfokus dan sangat terlihat menguasai materi debat.
Di tengah debat, Prabowo sempat agak galak kepada para penonton yang hadir di dalam ruangan debat. Seperti yang dilansir oleh kompas.com (30/3/2019), Calon presiden nomoro urut 02 Prabowo Subianto mempertanyakan respons penonton debat yang tertawa saat ia menyinggung soal lemahkan pertahanan negara.
Prabowo membahas hal ini saat menanggapi capres nomor urut 01 Joko Widodo. Pada kesempatan itu, awalnya, Prabowo meminta agar Jokowi memberikan perhatian terhadap pertahanan negara.
"Saya mohon Pak, bukan menyalahkan. Saya berpendapat, kekuatan pertahanan kita sangat rapuh, sangat lemah. Bukan salah Bapak, yang salah enggak tahu saya. Elit," kata Prabowo.
Tak lama, terdengar tawa dari beberapa penonton debat. "Yang ketawa, kenapa kalian ketawa? Pertahanan Indonesia rapuh, kalian ketawa, lucu ya. Kok lucu?," ujar dia dengan nada yang penekanannya agak kuat.
Tapi saat ending atau sesi penyampaian closing statement atau pernyataan penutup, tampak begitu berbeda. Kedua paslon tampak baur dan sepaham bahwa meskipun tata kelola di dalam mengelola suatu negara boleh berbeda, yang penting rasa persahabatan di antara mereka tetap terjalin dengan baik, tidak putus.
Semoga rasa persatuan ini tetap terus terpelihara hingga masa pemilihan nanti. Supaya tidak banyak gejolak-gejolak yang tidak perlu sehinga menimbulkan rasa kekurangamanan dan juga ketidaknyamananan di antara kita seluruh warga Indonesia.