Unik kisah Ratna Sarumpaet ini. Karena sangking uniknya, akibat ulahnya sendiri dengan sedikit intrik yang awalnya berpikir ini akan berdampak positif bagi pasangan capres-cawapres yang didukungnya, dalam hal ini Bapak Prabowo-Sandi, ternyata tidak berjalan sebagaimana adanya.
Bahkan menjadi blunder terbesar bagi kubu Prabowo-Sandi sendiri. Yang olehnya Bapak Prabowo semula sangat percaya beliau dianiaya dan sampai meminta Bapak Presiden maupun Bapak Kapolri supaya bisa mengusut ini dengan tuntas.
Tahu-tahu besoknya keluar pernyataan bahwa bukan dianiaya melainkan karena gagal operasi plastik sehingga menimbulkan reaksi yang seperti memar-memar. Bapak Prabowo serta seluruh pendukungnya langsung buat konferensi pers bahwa apa yang disampaikan oleh mereka terlalu terburu-buru sehingga tanpa melakukan kroscek kembali kejadian yang sebenarnya, dan akhirnya menimbulkan kegaduhan besar.
Dan langsung pada saat itu, Bapak Prabowo menyebut Ratna Sarumpaet itu seorang penyusup yang ingin memporak-porandakan barisan kubu pemenangan BPN Prabowo-Sandi. Sangat marah bahkan beliau dan seluruh timnya seakan sudah memutuskan tidak akan menjenguk atau entah memberikan semacam bantuan hukum baginya.
Tapi seorang Ratna Sarumpaet, selalu berpikiran positif, tentang ketidakdatangan dari pihak BPN sendiri, maupun kedatangan Bapak Prabowo sendiri untuk datang menjenguknya. Karena alasan sedang masa-masa sibuk kampanye. Jadi Ibu Ratna tidak mau memperpanjang urusan itu.
Seharusnya ketika ada pose dua jari, BPN Prabowo bisa bersyukur karena ada pihak-pihak yang dengan sengaja memberikan dukungannya kepada pihak mereka. Tapi pertanyaannya kenapa Ratna Sarumpaet yang bisa dipastikan bahwa usaha sadarnya dengan memberikan pose dua jari baik sebelum sidang maupun sesudah sidang, adalah sebagai bentuk dukungan beliau kepada Prabowo-Sandi. Oleh BPN Prabowo-Sandi seakan tidak menganganggap pose dua jari tersebut.
Seperti yang dilansir oleh news.detik.com (28/2/2019), terdakwa kasus penyebaran berita bohong Ratna Sarumpaet terlihat mengacungkan salam dua jari, khas Prabowo Subianto- , sebelum sidang. Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga menyatakan mereka tak bisa melarang Ratna untuk berekspresi.
"Soal ekspresi Bu Ratna, dalam mau memulai sidang ya kita kan nggak bisa melarang Bu Ratna untuk berekspresi seperti apa, apakah dia kemudian tersenyum kepada pengunjung, ucapkanlah 'Assalamualaikum', bahkan mengacungkan dua jari itu adalah hak dari Bu Ratna," kata Direktur Advokasi dan Hukum BPN Sufmi Dasco Ahmad kepada wartawan, Kamis (28/2/2019).
Bapak Sufmi Dasco Ahmad juga mengharapkan supaya sidangnya berjalan dengan lancar, dengan apa adanya, dan bisa berakhir dengan baik. Dan penekananya oleh BPN Prabowo mengatakan tidak boleh ada intervensi apa-apa terhadah kasus Ratna Sarumpaet tersebut.
Dengan kesan yang diberikan oleh Bapak Dascco Ahmad tersebut, seakan-akan BPN Prabowo-Sandi betul-betul tidak lagi menganggap berarti pose dua jari yang ditunjukkan pada sidang kemarin di pengadilan negeri Jakarta.
Meskipun demikian, seburuk-buruknya tindakan yang mungkin sudah pernah dilakukan oleh Ratna Sarumpaet, kenapa BPN Prabowo-Sandi tidak memberikan semacam dukungan moril kepada beliau? Maka bukankah upaya-upaya yang dilakukannya sebelum kasus oplas tersebut, bisa dibilang sangat membantu kampanye Prabowo-Sandi?