Lihat ke Halaman Asli

"Suara Sang Pemimpin"

Diperbarui: 24 Juni 2015   16:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat aku lulus kuliah, banyak dosen mengucapkan selamat padaku atas kelulusanku dan mereka menyertakan kalimat yang sampai saat kemarin masih belum aq pahami dengan benar “ selamat mengarungi duni pekerjaan yang sesungguhnya “.

Terkesan sederhana namun tidak sesederhana yang dipikirkan, hal itu baru aku sadari setelah hampir kurang lebih 2 tahun aku manteng depan computer suau perusahaan dan baru hari ini aq sadar satu hal.

“tidak selamanya hal yang salah akan dianggap salah dan tidak selamanya hal yang benar akan dianggap benar” itulah adanya ,penuh trick bahkan akan ada tumbal jika memang dibutuhkan.

Kata2 itu mungkin lebih pantas jika disebut dengan “ulah sengkuni” walaupun tidak melibakan dunia perbirokrasian namun “ulah sengkuni” ini cukup meresahkan bagi “kontra sengkuni” lain halnya jika “pro sengkuni”.

Ada hal-hal diluar jangkuan nalar yang sontak menuntun saya untuk berkritisi jika si A “ sengkuni” maka saya akan dengan tegas emilih untuk lari pada kondisi lain tanpa terbayang-bayangi denga si A.

Walaupun dia bilang “orang mudah tergiur dengan uang” namun tidak selamanya hal itu berlaku pada sebagian orang meskipun dia bilang “hal tersebut tidak dirasakan oleh sebagian orang tersebut dikarenakan tidak ada peluang menghampirinya” tapi tetap saja bagiku

“dikatakan benar jika uang, tahta itu dibutuhkan namun uang, tahta bukanlah hal segalanya”




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline