Lihat ke Halaman Asli

Rinta Wulandari

TERVERIFIKASI

A Nurse

Catatan yang Tertinggal: Kelas Menulis Asyik Bersama Udo Z Karzi Sambil Menata Kehilangan

Diperbarui: 7 September 2015   19:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 [caption caption="dok.pribadi. Bersama Narasumber (tengah) dan keseluruhan peserta kelas menulis"][/caption]

Bandarlampung, 30 Agustus 2015

 

            Penghujung Agustus yang cerah.. Forum Lingkar Pena Wilayah Lampung mengadakan kelas menulis kembali. Kali ini kelas menulis tidak hanya ditujukan bagi para anggota FLP dan calon anggota, melainkan keseluruhan masyarakat yang ingin belajar menulis boleh ikut. Dengan harga terjangkau, mendapat ilmu yang luar biasa dalam, hanya 10 ribu saja dana yang dikeluarkan untuk suatu ilmu menulis yang diberikan oleh mantan wartawan professional Lampung Post, Udo Z Karzi, yang sekarang menjadi bagian dari Harian Fajar Sumatera. Para peserta datang pagi itu di kantor koran harian Lampung Post. Lumayan, ramai yang datang.. ada puluhan orang termasuk masyarakat umum yang ingin mencerna ilmunya. Tak hanya itu ada pula beberapa audienst yang datang dari tempat di luar kota Bandarlampung. luar biasa sekali semangatnya : )

[caption caption="dok.pribadi"]

[/caption]

            Udo Z Karzi memberikan materi tentang ‘Menulis Asyik’. Bagaimana dari pemula menulis dari sebuah point pikiran menjadi suatu tulisan yang mencerahkan. Udo yang memiliki nama asli Zulkarnain Zubaidi ini menyampaikan materi sesuai bidangnya sebagai wartawan disebuah koran. Ada beberapa point yang aku tulis dalam catatanku..

  • Sebenarnya, semua orang bisa dan sangat bisa menulis. kecuali orang yang tak mampu baca dan tak mendapatkan pendidikan formal dan non formal. Yang membedakan adalah tujuan dari menulis itu sendiri, bagi tiap individu.
  • Jika ingin mengajukan tulisan di koran, cobalah membuat tulisan yang aktual, kontekstual, spesifik. Gagasan tulisan harus orisinal, bahasa populer (bahasa Indonesia jurnalis). Tidak berkepanjangan, runut, uraian jernih dan argumentatif,
  • Bersegeralah menulis, karena jika tidak segera ditangkap, maka ide akan hilang.
  • Jika menemukan kejadian; misalkan kejadian pembegalan yang menjadi isu hangat.. maka segeralah menulis. pilih angle yang beda dan menarik dibaca orang.
  • Membuat angle seperti ruh dalam tulisan. Angle atau lead, jika tidak menarik pembaca, akan menjadikan tulisan itu mubazir. Membuat lead atau tulisan awal dalam paragraf tak harus ditulis diawal langsung, dan jangan terlalu lama memikirkan. Tulis saja dulu, terakhir baru buat lead dari angle yang beda dan menarik.
  • Opini, opini ternyata memiliki beberapa cabang, diantaranya artikel, Essay, Kolom, Tajuk, Surat pembaca, Pojok. Nah hal diatas sering ada pada rubrik koran. Walau beraneka ragam, namun tetap dalam lingkup Opini isi dari masing-masingnya. Opini harus subjektif, objektif, argumentatif. Tentunya singkat dan padat.
  • Judul, menjadi Iklan bagi tulisan. Karena melalui judul lah, orang menjadi tertarik ingin baca apa yang kita tulis. buatlah judul se-enjoy kita. Jika senang menulis dulu semua baru buat judul boleh, namun jika buat judul dulu baru buat tulisan juga bisa. Nah ternyata Udo juga adalah tipe penulis yang membuat judul terlebih dahulu baru tulisan.
  • Ohya, dari hasil kelas menulis ini.. kini aku tahu ternyata ada 17 hal tabu dalam penulisan di koran, diantaranya;

1.Topik atau tema yang kurang aktual

  1. Argumen dan pandangan bukan hal baru
  2. Cara penyajian berkepanjangan
  3. Cakupan terlalu mikro dan lokal
  4. Pengungkapan dan redaksional kurang mendukung
  5. Konteks kurang jelas
  6. Bahasa terlalu ilmiah, akademis kurang populer
  7. Uraian terlalu sumir (Meyakinkan pendapat diri tapi tidak terbukti, uraiannya tidak mendukung pendapat)
  8. Gaya tulisan pidato, mata kuliah/makalah
  9. Sumber kutipan kurang jelas
  10. Terlalu banyak kutipan
  11. Diskusi kurang berimbang
  12. Alur uraian tidak runut
  13. Uraian ridak membuka pencerahan baru
  14. Uraian ditujukan kepada orang
  15. Uraian terlalu datar
  16. Alinea pengetikan panjang-panjang.

Nah hal diatas merupakan hal tabu, yang harus dihindari oleh penulis di surat kabar.

 [caption caption="dok.pribadi. ini adalah tulisan si tukang tulis, Udo Z Karzi. bukunya aplikatif banget :)"]

[/caption]

            Udo merupakan panggilan yang artinya abang, bagi orang Lampung. Oleh karenanya kami memanggil Udo. Kalau Kak Ahmad kemarin, panggil Udo jadi ‘Bang Udo’ hehe. Acara berlangsung seru dan sangaat bermakna, karena para peserta turut aktif bertanya pada narasumber. Selain itu Udo juga menyampaikan pembelajaran dengan dibantu slide power point, hingga memudahkan peserta membaca lebih detail apa yang dijelaskan. Setelah acara selesai, kami kenyang menerima materi, kemudian melakukan foto bersama. Adzan berkumandang, kami memberhentikan seluruh aktivitas. Menjalankan ibadah yang harus dikerjakan. Seluruh peserta umum pamit pulang, para pengurus FLP dan utusan FLP belum diperkenankan pulang. Karena ada musyawarah yang akan dilaksanakan. Kemudian kami makan siang bersama di kantin kantor post yang sedang libur itu, nasi padang jadi tambah nikmat karena kebersamaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline