[caption id="attachment_379493" align="aligncenter" width="342" caption="sumber: m.arrahmah.com. TEGA?"][/caption]
Seperti kasus yang tak pernah luput, tak pernah habis, tak pernah jenuh, tak pernah henti mendatangi sebuah ruang penyakit anak adalah Infeksi paru atau BP (Bronko Pneumonia). Meskipun KLB (Kejadian Luar Biasa) DBD, atau diare datang, pasti adaa saja kasus BP ini. Nah karena aku penasaran, dan di dukung faktor alergi pada perokok dan asapnya, mendorong saya bertanya pada banyak pasien, apa sebenarnya penyebab yang membuat si bayi atau anak menjadi batuk berat, parunya kotor dan terinfeksi.
Bukan di luar dugaan, ini di dalam dugaan aku. Ternyata benar, pada bayi atau anak penderita BP memiliki ayah perokok, atau kakek yang tinggal disatu rumah, atau tetangga tempat bermain adalah seorang perokok. Perokok yang dengan sengaja atau tidak, membiarkan asap racun dan mendzolimi paru-paru tak bersalah. Disitu, kadang saya merasa sedih.
“Bu, siapa yang merokok dirumah? Ayahnya atau siapanya?”
“Ayahnya Sus.. tapi enggak kok, Ayahnya kalo merokok pasti diluar rumah, gak pernah di dalam rumah kok mbak.. asapnya juga gak ke anaknya kok Sus..”
“Hmm yakin bu? selesai merokok ayahnya suka ganti baju gak pas gendong adiknya? Atau cuci muka pas mau cium adiknya?”
“Ya enggak, Sus.. repot..”
“Nah.. itu dia bu.. salah satu penyebab adiknya kena sakit paru-paru. Asap rokok itu baunya menempel di baju. Asap rokok kan salah satu kandungannya nikotin.. nah itu yang tercium sama adek bayi pas digendong ayahnya.. bayi kan belum bisa ngehindar dari bau rokok atau bukan. Dan sekarang imbasnya bu.. adik yang tadinya sehat, sekarang malah sakit parunya..”
“Oo gitu Sus, pokoknya kalau adik udah sembuh ayahnya saya larang keras merokok! Kasian kan anak saya masih dua bulan udah batuk sesak begini...”
Lalu suster menghilang. “Ha? Itu tadi Suster apa malaikat sih? Kok cepet banget hilangnya?haha #skip.
[caption id="attachment_379335" align="aligncenter" width="526" caption="sumber: penyakitpneumonia.com. Pathway terjadinya Bronkopneumonia"]
[/caption]
Dari reka adegan diatas, mari kita sedikit membahas mengenai kasus BP atau Bronko Pneumonia yang biasa diidap pada bayi sampai anak-anak. Bayi yang lahir normal dan cukup bulan pada dasarnya tidak memiliki masalah pada seluruh organnya. Termasuk pada paru-paru, sejak si bayi menangis, paru-paru bayi mulai bekerja. Kembang-kempis menarik oksigen dan melepas karbon dioksida dengan baik. Lalu.. setelah satu bulan di rumah, kenapa tiba-tiba bayi batuk berat dan sesak? Karena kasian melihat bayi yang batuk dan sulit bernafas, di bawanya bayi ke rumah sakit. Di rumah sakit bayi diberi oksigen dan obat yang diberikan dalam alat uap (nebulizer) sesuai intruksi dokter. lalu bayi di rotgen thorax untuk melihat gambaran paru si bayi. Ternyata parunyaterdapat infeksi, si ibu kaget dan sedih. Anaknya yang baru lahir ini sudah terinfeksi paru-parunya.
Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh virus penyebab Bronchopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan broncus dan alveolus. Inflamasi bronkus ditandai adanya penumpukan sekret, sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual (http://portalkesehatanku.blogspot.com).
[caption id="attachment_379496" align="aligncenter" width="221" caption="sumber: zuhriajjah.blogspot.com. ini adalah gambaran rontgen pada bronkopneumonia. ada asap, ada titik samar."]
[/caption]
Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 30% pada anak-anak di bawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi, sedangkan di Amerika pneumonia menunjukkan angka 13% dari seluruh penyakit infeksi pada anak di bawah umur 2 tahun. Inilah juga yang dimaksud dengan epidemiologi penyakit yang satu ini.
[caption id="attachment_379498" align="aligncenter" width="181" caption="sumber: www.kabarindonesia.com. batuk yang dalam dan terus menerus ditambah sesak, juga menyebabkan menurunnya berat badan bayi"]
[/caption]
Pada umumnya, bronkopneumonia disebabkan oleh infeksi bakteri, terutama bakteri piogenik yang membentuk pneumonia supuratif. Adenovirus, virus influenza, mikoplasma pneumoniae juga dapat berperan. Bronkopneumonia sering terjadi pada mereka yang berdaya tahan tubuh lemah dan memiliki gangguan imunitas saluran pernapasan. Anak-anak, lanjut usia dan penderita HIV/AIDS adalah populasi yang rentan penyakit ini.
Sedangkan rokok merupakan salah satu faktor masuknya bakteri dan kuman yang berbahaya bagi paru-paru. Salah satunya nikotin, zat adiktif yang terdapat dalam rokok. Nikotin ini akan terserap dan tersimpan di kulit, paru-paru serta membran mukosa (daerah mulut, hidung, dll) melaluin proses inhalasi, merokok, nikotin sangat cepat menyebar, masukke paru diterima oleh alveolus kemudian menyerap keperedaran darah dan masuk ke otak. Begitupun seorang bayi yang tanpa ia ketahui menghirup bau asap yang mengandung nikotin terserap di pakaian ayahnya. Tanpa disadari nikotin pula turut menjadi penyebab infeksi atau radang di paru-paru bayi.
Jadi dari hasil survey secara tak berstruktur, hanya melalui percakapan pada ibu yang anaknya terkena sakit bronkopneumonia ini ternyata 8 dari 10 orang mengatakan bahwa ayah si bayi merupakan perokok. Sedangkan dua orang mengatakan Ayah si bayi bukan perokok namun sering terpapar asap rokok dari tetangga atau lingkungan sekitar rumah. Meskipun bukan asap rokok satu-satunya penyebab.Ttapi merupakan pendukung terjadinya penyakit ini.
[caption id="attachment_379336" align="aligncenter" width="327" caption="sumber: bantenpos.co"]
[/caption]
Jadi ladies, wanita cerdas lajang yang baca postingan saya ini, masih punya rencana menikah dengan perokok? Pikir lagi deh.
Eh, gak bermaksud ngomporin. Ini supaya para pembaca lelaki lajang juga berpikir untuk berusaha berhenti dari merokok ya.Para wanita indonesia juga kini kian cerdas dan selektif dalam memilih pasangan yang bebas rokok dan sehat. Pasti para pria juga gak tega kalo anaknya nanti bakal sakit-sakitan karena ayahnya yang selalu tebar asap racun (rokok).
Salam damai. Gak bermaksud apa-apa loh. Yang merasa tersinggung, berhenti merokok yuk! : )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H