[caption id="attachment_295990" align="aligncenter" width="500" caption="dok. Pribadi"][/caption]
Minggu, 2 Desember 2013
Kami di gedung DPW PKS Bandarlampung melaporkan, sekarang sedang akan dimulai kelas menulis Blog yang diselenggarakan oleh FLP Wilayah Lampung dan FLP cabang Lampung. Pertama-tama di lantunkan tilawah Quran oleh salah satu peserta.
Kak Jarwo sebagai MC, Materi pertama berjudul ngeblog Asik. Materi dibawakan oleh bu Naqiyyah Syam. “Tujuan FLP memfasilitasi untuk membuat blog, karena selama ini menjadi penulis ini menjadi terkenal kalau punya buku. Padahal blog sangat berguna bagi kita yang suka nulis, sebagai brandingkita. Jika kita sebagai ibu rumah tangga, kita bisa menulis tentang kegiatan ibu rumah tangga, resep masakan, jika kita sebagai perawat kita bisa mencurahkan pengalaman kita melalui blog. Kita tau Raditya Dika yang eksis melalui blognya, kemudian terkenal menjadi penulis buku.”
“Kalau kita sudah menulis 1000 kata saja perhari, kita tidak membutuhkan mentor lagi untuk menulis. Kenapa kita menggunakan tempat ini?nanti dikira ada unsur politik. Kita menaungi tiap element, karena kebetulan kita sudah minta izin untuk menggunakan gedung ini. Tentu FLP tidak menggunakan unsur politik, ini hanya bentuk silaturahim”.
BELAJAR BLOG
Mas Wahid mengatakan, dirinya tau tentang blog tidak terlalu banyak mengandalkan buku-buku. Apa yang saya tidak tahu tentang blog, saya hanya cari di google. Biasanya saya maksimalin materi tentang pembelajaran di kampus. Tugas kampus yang sudah dikerjakan kemudian masuk flashdisktrus gatau kemana, mendingan kita masukin dalam blogm itu akan bermanfaat untuk yang lain. Kita akan sharing, sama-sama belajar. Dengan blog kita bisa apapun, kita bisa berdakwah, membangun opini pada masyarakat juga.
[caption id="attachment_295991" align="aligncenter" width="500" caption="dok. Pribadi"]
[/caption]
Mas Edi jurusan komputer Unila tahun 2008
Menyampaikan lebih menekankan mengelola branding, fokus penulisan. Dari sisi ilmu komputer yang saya pelajari, jangan terlalu banyak iklan, kalaupun ada pun tak apa.
Ketiga narasumber menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari blogspot, wordpress.
Menurut mas Edi, dia lebih suka di Wordpress karena dalam rating sendiri, blog Wordpress lebih diutamakan daripada Blogspot, namun menurut mas Wahid dan bu Naqiyyah melalui blogspot, blog dengan mudah diakses dan tak berat. dan pengunjung juga lebih banyak mengakses blogspot sebagai wadah membaca secara umum.
Untuk di awal pertemuan, dilakukan pemberian motivasi dari ketiga narasumber. Mereka membicarakan berbagai kelebihan yang selama ini mereka dapatkan melalui blog. Untuk mas Wahid dan mas Edi mereka sudah mendapatkan keuntungan melalui iklah yang berada di blog mereka, kemudian pada mas Edi sendiri melalui download ebook yang bisa di download dan mengahasilkan pundi-pundi rupiah ke rekening mas Edi. Menurut bu Naqiyyah memiliki blogspot menurutnya bisa membantunya menjalankan lomba dan mendapatkan reward atau hadiah.
[caption id="attachment_296002" align="aligncenter" width="500" caption="dok. Pribadi"]
[/caption]
Setelah memberi motivasi tentang kepunulisan, kemudian masuklah pada sesi praktik. Para peserta memang sudah membawa laptop atau netbook masing-masing untuk mempermudah, praktik pembuatan blog dihari ini. Para pembimbing menyebar, memperhatikan apa yang kami lakukan. Fasilitas proyektor dan LCD mempermudah kami untuk melakukan pembuatan blog dengan baik. Yang utama kita harus memiliki email gmail, kemudian memasukkan judul dan memilih model tampilan. Ya sama saja seperti akun-akun lainnya sih. Kemudian mencoba memposting sesuatu.
[caption id="attachment_296001" align="aligncenter" width="500" caption="dok. Pribadi"]
[/caption]
Acara yang dimulai pukul 13.31 itu terhenti saat adzan ashar, kami sholat ashar. Dan.. bertemu mbak Iis! Aku awalnya gak ciren, hehe maaf mbak. Kemudian ia menegurku.. dan terjadi percakapan hangat, tentang liqo, kegiatan kampus dan lain sebagainya. Kemudian aku naik kembali kelantai 2, satu persatu sudah kembali keruangan. Kusempatkan bertemu 2 anak kece. Si Fatih dan adik Aisya! Mereka sangat fasih berbahasa Inggris. Fatih berusia 6 tahun, dan Aisya berusia 3 tahun(kalau tak salah). Mengobrol dengan mereka membuatku membuka aplikasi kamus bahasa Inggris, edaaan. Si Fatih cepet banget ngomongnya, tapi akhirnya ngerti inti dari pembicaraannya adalaaaah cerita tentang upin dan ipin. Sedangkan adik Aisya masih malu-malu bicara, walaupun Aisya juga gak kalah fasih berbahasa Inggris. Kedua anak yang kira-kira 3 tahun tinggal di Australia bersama Ummi dan Abi nya ini memang punya bonus yang luar biasa, selain bisa berbahasa Inggris dengan Fasih, mereka juga mengerti berbahasa Indonesia, sedikit-sedikit mereka mengungkapkan cerita dengan bahasa Indonesia. Aah seneng ketemu anak-anak hebat itu. Ohya, mereka ada disini bukan karena ingin ikut kelas blog FLP ya, tetapi karena ibunya, mbak Maya yang mengikuti kelas blog, maka mereka menemani ummi nya : )
[caption id="attachment_295992" align="aligncenter" width="402" caption="dok. Pribadi"]
[/caption] [caption id="attachment_295994" align="aligncenter" width="500" caption="dok. Pribadi"]
[/caption] [caption id="attachment_296000" align="aligncenter" width="300" caption="dok. Pribadi. "]
[/caption]
Selesai, kami berfoto bersama. Aku kak Jarwo dan mbak Desti terakhir keluar ruangan, sembari membereskan berbagai perlengkapan yang telah dipakai. Kemudian kami kebingungan, karena salah satu remote AC selip. Wah bahaya! “Kita gak bisa pinjem tempat lagi kalau begini..” ucap kak Jarwo sambil mencari-cari.
“Iya, nanti kalau ditanya, itu Pak ketua FLP bandarlampung, si Jarwo gak bertanggungjawab...” ucap mbak Deti memanaskan suasana.
[caption id="attachment_295995" align="aligncenter" width="500" caption="dok. Pribadi"]
[/caption]
“Eh kalau ditanya gitu, bilang ketua FLP Bandarlampung mbak Naqiyyah aja ya, jangan saya...” tuturnya sambil ngakak. Heran masih sempet aja candaan *tepokjidat.
[caption id="attachment_295996" align="aligncenter" width="500" caption="dok. Pribadi"]
[/caption]
Akhirnya, ketemulah wujud remote AC ituuu ternyata petugasnya meminjam remote, namun tak bilang kalau remote AC sedang dipinjam. Cukup buat kami kelabakan. Uh
Next, sesuai rencana kecil kami, kami berencana menjenguk Kak Adian yang sedang sakit dirumahnya, tanpa janjian. Kami pikir gak mungkin orang sakit jalan-jalan, kalaupun gak di rumah, paling di rumah sakit. Tapi sepertinya kak Adian dirawat di rumah nih. Meluncurlah kami bertiga dari gedung DPW PKS Bandarlampung... menuju mini market untuk membelikan penganan roti dan susu untuk orang sakit khasnya. Kami mulai menuju daerah natar.
Melundur luruuuus, menjauhi lingkungan kampusku diarea bunderan Natar. Jelas sudah bukan wilayah kota Bandarlampung, karena kami telah melewati plang jalan bertuliskan.. “Selamat Jalan Kota Bandarlampung..” masuk sebuah jalan.. ada plang memberi petunjuk, SMAN 3 NATAR. Kami masuk luruuuus saja, kak Jarwo kan udah paham lokasi rumah kak Adian. Kami tenang. Eh tiba-tiba kak Jarwo memperlambat laju kendaraan, dan... dia bertanya pada ibu-ibu yang sedang rumpi dibawah pohon *plaktepokjidat
[caption id="attachment_295997" align="aligncenter" width="300" caption="dok. Pribadi"]
[/caption]
Oo di deket SMA 3. Itu masih jauuuuh lurus kesana lagi, lewat rel, jawab ibu-ibu setelah kak Jarwo memberi pasword.. “Rumahnya Abah Nuh dimana bu?” kemudian kami luruuus, ternyata masih ada petak sawah disini, tanah kosong, Ya, di sini sudah area Lampung Selatan. Kami terus melaju, kemudian lagi-lagi kami berhenti pada dua orang ibu yang sedang rumpi di depan rumahnya,
“Abah Nuh yang mana ya?”
“Itu bang Adian bu, wartawan Lampung Post..”
“Oo Wartawan Lampung Post.. itusih rumah nya di Puri mas.. Hei.. berenti dulu!” ucap si ibu tiba-tiba menyetop dua orang yang sedang berboncengan motor. “Di Puri ada wartawan Lampost kan? Orangnya tinggi besar?”
[caption id="attachment_295998" align="aligncenter" width="300" caption="dok. Pribadi"]
[/caption]
“Oo iya... punya anak satu. Istrinya lagi hamil. Itu bukan?”
“Naaah iya bu, bisa jadi! Bisa jadi!”
Akhirnya kami kesana, dengan panduan Dua orang gadis yang berboncengan, menuju area Puri. “Mbak arahin kami sampai komplek Purinya aja ya, nanti kami akan tanya lagi sama warga sana..” tutur Kak Jarwo.
Lagi, kami harus melewati rel kereta api tanpa palang pintu. Ini suatu yang.... mengerikan! Bayangin kalo tiba-tiba kereta lewat tanpa permisi dan swing... kami sudah diatas angin nyawa terbang, Itu mengerikan!
Akhirnya kami bertanya lagi...
“Oo di sini mas..” ucap seorang anak lelaki menunjukkan rumah bercat hijau tepat disebelah kami. Alhamdulillah ketemu juga rumahnya, tepat sore itu pukul setngah 6. Kami permisi, ada seorang nenek yang membukakan pintu.
“Oo iya ini rumahnya Adian Saputra, ini dari mana ya?” tanya si Nenek lembut.
“Dari FLP bu.. Bang Adiannya ada?”
“Pergi tuh.. sudah janjian belum?”
“Hmm belum si bu, cuma spontan aja pas tau Bang Adian sakit, mau jenguk. Tadi juga di telpon tapi gak diangkat..” tutur mbak Desti.
“Iya dia pergi sama Sekar, Nuh juga kerumah neneknya Nuh yang di karang. Sekalian mau periksa kehamilan sama berobat juga..” tutur Nenek, kemudian beranjak dari tempat duduk.
“Gak usah bu.. gak usah repot-repot...” ucap kak Jarwo menghalangi.
“Ha? Gak kok, ini mau nelpon Adiannya..” ucap Nenek. *kakJarwo-pikir-mau-diambilin-minum -_-
“Gak usah kok bu, gakpapa...” kata kak Jarwo, ntar malah ganggu.
Basa-basi sejenak, memperhatikan buku yang ada diruang tamu rumah, banyak banget buku kak Adian. Keren-keren, dan banyak penghargaan juga disana. Wah wartawan dan penulis yang berprestasi!!
Akhirnya kami pulang, karena sudah hampir magrib juga, kak Adian menelponku dan mengucapkan terimakasih via telpon. Malah beliau mengajak kami kerumah ibunya di daerah pasar Tugu. Waaah udah kesorean kak Adian!hehe. btw, cepet sembuh kak!
Hari ini tepat adzan magrib, hari ini aku melewati kebersamaan yang menyenangkan dengan para FLP-ers :D semoga ukhuwah dan silaturahim tetap terjagaa! Aamiin :D
[caption id="attachment_296003" align="aligncenter" width="500" caption="dok. Pribadi"]
[/caption]