Lihat ke Halaman Asli

Rinta Wulandari

TERVERIFIKASI

Calon Perawat Kompak, Reguler on The Beach

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13653394691656608218

Sabtu,6 April 2013

[caption id="attachment_246646" align="aligncenter" width="300" caption="sumber: Pribadi. Sebelum berangkaaat ke pantai Klara"][/caption]

What a nice day!!

Akhirnya kelas reguler bisa merealisasikan keinginan untuk jalan-jalan kelas, rekreasi bersama untuk menghilangkan penat kuliah, serta meningkatkan rasa saling menyayangi, kerjasama serta kekompakan. Acara ini awalnya adalah ide dari para pria di kelas reguler sejak bulan Maret 2013. Tadinya banyak hambatan dan kendala, sehingga beberapa kali menunda perjalanan ini.

Langsung saja, hari ini pukul 7 tepat kami harus sudah berada di kampus Poltekkes. Seharusnya. Tapi yaa karena orang Indonesia, dan saling menunggu teman yang belum datang, akhirnya kami baru bisa berangkat pukul 8 pagi. Tujuan perjalanan kami hari ini adalah ke Pantai Kelapa Rapet (KLARA). Kami menaiki bus. Di bus kami tentunya bersenda-gurau, seru-seruan, tertawa sampai ngakak. Foto-foto perjalanan, sambil video oleh Acul yang mewawancarai tiap penghuni bus satu-persatu. Bus dengan full Ac ini membuat perjalanan kami nyaman dengan diiring musik muda zaman sekarang.

Sampai di Klara kira-kira pukul 9 pagi, kami membayar karcis bus yang masuk. Karena gairah kaula muda, sesampainya kami segera foto-foto, jepret sana-jepret sini. Syukurlah bukan hanya seksi dokumentasi yang bawa kamera, tapi rata-rata anak-anak reguler ini bawa kamera masing-masing atau gadgetnya sendiri yang memperluas kelas kami untuk mendapatkan foto sebanyak-banyaknya.

[caption id="attachment_246647" align="aligncenter" width="300" caption="sumber:Pribadi. di dalam bus Full Ac"]

13653395941919085634

[/caption]

[caption id="attachment_246649" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber:Pribadi. baru sampai langsung jeprat-jepret"]

13653396831394199648

[/caption]

Oh ya, perjalanan ini memang sudah tersusun rapi, dengan panitia-panitanya tersendiri. Karena notabene ini adalah acara kelas, jadi ada seksi konsumsi, seksi acara, seksi dokumentasi, sampai seksi keamanan. Untuk seksi keamanansendiri koordinatornya adalah seorang berbadan besar, berwajah sok imut bernama Dyto Pandu Pratama dia sudah siap alat, membawa peluit, membawa pentungan satpam. Entah dia minjem sama siapa. Sedangkan seksi konsumsi digawangi oleh Cintia Widia Utami yang sudah terkenal kehebatannya dalam mengurus dan mengatur keuangan untuk konsumsi supaya mendapatkan makanan yang enak, lezat, namun terjangkau. Ya, itulah Mak Cintia.

Sebelum kami khilaf dan foto-foto lebih jauh, kami diingatkan oleh Farih Jaya Ahmadi, kalau foto-foto ditahan dulu, kita mau mengatur acara hari ini. Acaranya ada beberapa game yang sudah diatur untuk menjalin kekompakan dan sportifitas kami. Tapi, karena sudah pukul 10 pagi, kami tidak tahan untuk menahan lapar, karena memang setelah sarapan, lambung kita beres menggiling semua makanan tadi pagi, dan selesai mencerna pada pukul 10 pagi, oleh karena itu alangkah baiknya untuk makan makanan ringan. Yak oleh karenanya kami diberikan snack dulu oleh seksi konsumsi dan minum es yang menyegarkan disiang hari yang santai. Disela-sela kami makan camilan dan es yang menyegarkan, kami dihibur oleh petugas keamanan yang merangkap pengamen karena ke nistaannya terhadap perempuan. Eh bukan, si Ditoc ini ingin menghibur kami semua, tapi.. sambil membawa gelas akua kosong berharap ada yang memberi beberapa perak untuknya, gak salah-salah lagu yang dibawakannya adalah lagu band terkenal sekota Lampung dan di belantika musik Indonesia, Ditoc membawakan lagu.. KANGEN BAND!!Prok..Prok..Prok... dengan kacamata besarnya yang hampir mirip burung hantu, badannya yang jangkung dan kaos biru yang oke abis, diiringi dengan Dody, eh Farih yang membawakan gitarnya dengan handal. Yang bikin lucu adalah ekspresinya dan suara Ditoc yang cetar banget, membuat matahari yang terik jadi rada mendung, sekali lagi hal itu membuat Dito jadi artis lawak banget karena lucu dan banyak yang mengambil foto dan merekan dalam video. Mungkin ia berharap akan menjadi artis cilik seperti Tegar yang sukses karena Youtube-nya. Well Setelah makan camilan, kami harus melakukan acara selanjutnya.. GAME!

[caption id="attachment_246650" align="aligncenter" width="300" caption="sumber:Pribadi. Dyto sedang ngamen dengan kacamata burunghantu"]

13653397741306946632

[/caption] [caption id="attachment_246651" align="aligncenter" width="300" caption="sumber:Pribadi. sambil nyantai diiringi genjrengan dari Acul"]

1365339858891683955

[/caption]

Seksi acara diatur oleh Welly Anggara selaku wakil ketua HMJ jurusan keperawatan. Ia mengatur games sedemikian rupa. Yaitu pipet(sedotan) dan karet gelang! Sebelumnya kami gak tau, kita bakal ngapain?apakah kami akan saling mengkelabang rambut teman-teman perempuan?lalu meng-konde teman lelaki dengan pipet itu?untunglah tidak. Gak habis fikir kalo tiba-tiba game jadi acara salon-salonan seperti itu -__-

Ah ternyata game ini sudah pernah dikenalkan kepada kami. Saat pps atau Ospek! Ya gue inget banget. Saat itu ospek di Tabek Indah, dengan gaya kucel pakai seragam ospek karet gelang dimasukkan kedalam pipet yang sudah diletakkan didalam mulut. Kemudian teman yang lain mengambil karet gelang itu dengan pipet juga yang berada di dalam mulut teman lainnya. YA, begitu juga game kali ini, bedanya kami gak terlihat kucel, kami terlihat trendy dengan pakaian bebas masing-masing, kami bebas tertawa, berteriak dan lari-lari di area itu, karena ini acara kami. Acara kelas reguler prinbadi. Jadi karena yang memandu game teman sendiri, gak jarang kalo kami susah diatur, lebih banyak cepet-cepet, curang dan jahil-jahilan. Dengan konsekuensi yang kalah harus di bully!

[caption id="attachment_246652" align="aligncenter" width="300" caption="sumber:Pribadi. sebelmu permainan brhitung dulu untk buat kelompok game. tawa candaa natural abis kaan"]

13653399472024381250

[/caption]

Dalam game ini pertama, kami semua (kecuali para penjaga tas) membentuk lingkaran. Kami berhitung 1 sampai 5 setelah itu terbentuklah lima kelompok. Gue sendiri dapet kelompok lima yang beranggotakan Acul, Farih, Yuna, Ade dan gue sendiri, Hardi sebagai anggota selundupan dari kelompok lain. Terus paling depan ada Welly yang ikut jadi pembuka game di kelompok kami. Setelah semua tertib dan dapat dikondisi kan, kami semua siap. Dan kami mulai games! Kami memindahkan satu persatu karet gelang yang telah disediakan, untuk dikumpulkan diujung barisan. Game berlangsung seruu, kadang kami harus berjongkok-jongkok untuk menenempatkan karet gelang kearah pipet kawan sendiri, sampai terjatuh-jatuh dan harus mengulang lagi. Ternyataaaa pada akhir permainan, terdapat beberapa kenyataan bahwa ada dua kelompok yang di diskualifikasi karena kepergok curang. Hahaha. Dan untungnyakelompok gue terkenal sportif dan tidak di dis!dua kelompok bertahan dan karet dihitung. Kelompok gue sama kelompok 3 lah yang dihitung. Kelompok gue dapat 8 karet gelang dan kelompoknya Agung ini mendapat 9 karet gelang, ah selisih tipiiis. tentunya game ini jadi seruu karen apenuh tawa canda jahil-jahilan anak kelas. Well, akhirnya yang kalah tentu saja kelompok yang di diskualifikasi doong. Mereka akan di bully! Dalam hal ini adalah candaan kok.. bully nya tentu disaat yang tepat huahaha.

[caption id="attachment_246653" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber:Pribadi. kelompok kami, siap tempur! dengan pipet yang telah siap"]

13653401311777805656

[/caption] [caption id="attachment_246655" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber:Pribadi. terlihat Edi dan kawan-kawan sedang beraksi"]

13653402601166495014

[/caption] [caption id="attachment_246656" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber:Pribadi.terlihat ncep dan Fili sedang beraksii"]

1365340382823912817

[/caption]

Setelah game itu, beberapa mulai bergerak menyiapkan buah-buah segar, memotong menjadi ukuran kecil dan siap jadi cuci mulut seusai makan siang. Seksi konsumsi telah menyiapkan bumbu kacang dan aneka buah yang siap kami petis nanti!nyaaam. Karena hanya ada beberapa pisau untuk memotong para buah, kami memencar.. para lelaki mulai bermain futsal dan voly pantai, sebagian kaum perempuan memotong buah dan sebagian lagi... mencari dokumentasi, Foto!hehe. tentu saja kami tidak melupakan foto bersama dengan orang-orang yang lengkap..

[caption id="attachment_246657" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber:Pribadi. terlihat tumpukan konsumsi bungkusan dan kami sedang menyibukan diri"]

1365340498530495750

[/caption] [caption id="attachment_246660" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber:Pribadi.di belakang Fili sedang sibuk para wanita reguler mengupas buah untuk petisan "]

1365340614430872560

[/caption]

Setelah itu sekitar pukul 12 siang kami mulai lapar. Dan si Bir, alias Cintia tau banget itu, sehingga ia telah menyiapkan segala kebutuhan konsumsi kami siang ini.. kami segera dibagikan dengan adil.. pertama kami diberikan bungkusan lalap-lalapan untuk satu orang satu bungkusan bungkusan itu berisi kemangi, kol, timun, dan sambal terasi. Kemudian ia membagikan lagi sebungkus sayur asam untuk satu orang, dan bungkusan nasi. Kemudian Cintia bilang..

“Yaudah woi, silakan di makan...”

Wajah kami langsung kusut.. “Yaaaah boong banget sih Biiiir.. : (“ jawab kami serentak.

“Hehe candaa.. ininih,oper ke yang lain...” ungkap Bir.

[caption id="attachment_246662" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber:Pribadi. siap makaaan siang. lunch bersama satu kelas yuhuuu"]

13653407081974613400

[/caption]

Yak inilah si bigboss nyaa, ayam bakar!yuhuuu. Ayam bakar itu masing-masing dibungkus rapi. Hanya tampak luar lipatan kertas, tapi untuk mengetahui bentuk ayam ini, apakah bagian Dada atau sayap harus penuh ketelitian, harus ada perjuangan juga, karena sebagian besar kami memilih dada bukan sayap! termasuk gue sendiri yang jeli untuk memilih Dada ayam dari pada sayapnya. Haha pilihan yang banyak dagingnya wkwk. Dan bagi yang hanya mendapat sayap mereka harus berlapang dada dan menikmati si sayap ayam.

Sampai-sampai beberapa dari kami ada yang bilang..

“Ayo yang alergi ayam.. kasih ayamnya ke gue..”

“Ayo yang lagi diet ayam kasih ayamnya ke gue..”

Kami makan dengan tenang dibawah pohon yang rimbun, dengan tikar yang teduh dan rasa hangatnya kebersamaan, sesekali beberapa blits menerpa, yaah inilah momment, harus didokumentasikan!

Taklama.. matahari yang sejak tadi cerah kini sinarnya tak terpancar lagi pada kami yang sedang makan dibawah rimbunnya daun itu. tak lama hujan rintik-rintik menerpa kami.. kami tetap makan dengan nikmat, walaupun lama kelamaan basah juga karena rintiknya hujan, kami memesan tiga pondok sekaligus untuk mengantisispasi hujan. Beberapa dari kami yang gaka sanggup makan dengan air huja, alias makin basah saja makan siang ini, sebagian segera pindah di pondokan. Namun ada sebagian dari kami yang sudah dalam PW alias posisi wuenak makan. Tidak bisa diganggu gugat, karena biasanya kalo posisi wuenak mereka pindah, takutnya makan siangnya jadi gak nikmat lagi. Jadi sebagian dari kami tetap stay makan siang dibawah pohon besar ada kira-kira 8 orang termasuk gue sendiri hehe. Kami tetap makan walaupun makin lama nasi makin basah, dan si ayam bakar sudah mau neduh, lari ke pondokan juga tapi gue dan beberapa kawan lain tetap menahan ayam bakar gue serta lauk siang tadi. Kami tetap makan siang dengan nikmat walaupun durasinya kami percepat, kunyahan demi kunyahan kami percepta agar ayam bakar kami tidak kedinginan, eh maksudnya baju kami tidak basah. Akhirnya setelah selesai makan kami segera mengangkut tas, dan segara ngacir ke pondokan. Gak heran kalau akhirnya kami cuci tangan bekas kami makan dengan air laut. Maklum air hujan nya hanya rintik-rintik, walaupun agak lebat. Biarlah makan siang kami dinikmati pula oleh para ikan di pantai Klara ini, melalui jari-jari yang penuh tempelan nasi, sambal terasi dan serpihan ayam bakar seusai kami makan. (ah klise).

[caption id="attachment_246665" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber:Pribadi. menikmati petisan ditengah hujan, didalam pondok tepi pantai Klara"]

1365340818832755383

[/caption]

Kami berteduh di pondokan kecil tepi pantai Klara. Kami duduk tenang mengobrol dan bercanda ria. Masih dengan candaan ala anak kuliahan. Kami melihat kearah pantai yang indah dengan rintik hujan. Air laut seperti memiliki banyak ikan, karena tetesan hujan yang banyak dan mengiri ombak disana. Indah banget... gak sedikit bagi kami yang bilang..

“Indah banget yaa.. kapan kelas kita bisa begini lagi.. pasti jarang banget kita punya waktu..”

Ya. Kami memilki setumpuk perkuliahan dengan tugas yang berentet tiap harinya, belum lagi tekanan SKS yang berentet dan menekan kami untuk terus melakukan sesuatu untuk perkuliahan mempelajari berbagai ilmu keperawat serta praktiknya yang harus memadai. Ditengah pembisaraan kami, tiba-tiba kawan kami dari pondokan disebelah datang secara heboh dengan membawa piring berisi setumpuk buah-buahan serta sambal kacang yang menggugah selera. Yak!petisan! petisan yang sejak tadi kami nantikan. Yuhhuuu. Kami segera berebut, kami gak anarkis, kami mengambil segala yang ada di piring itu, sambil bercanda-canda.. dan dokumentasi tentunya. Klik!

Makan petisan sudah, kami masih menikmati keindahan tepi pantai yang diguyur hujan hari ini. Mulai dari pondokan sebelah kami yang memang anak kelas reguler semua, para lelaki itu mulai beraksi dengan kejahilannya, mungkin untuk merealisasikan bully-an saat permainan. Mereka menarik teman lelaki lain, menggotongnya, serta melempar mereka ketengah pantai, dan Byuuur! Otomatis badan basaaah. Korban pertama adalah si Hamberja, kemudian disusul yang lainnya, seperti Edi, andika, Acul, Agung, dan semuanya seperti kena kejahilan para lelaki reguler ini. Untuk si Acul sendiri ekspresinya saat digotong sangat terlihat pasrah, dan ketika dia akan diceburkan, dan kamera menghadapnya, si Acul masih sempat bergaya memberikan dua jarinya ‘peace’ kearah kamera. Oh dasaar narsiiiis! Memang ribut-ributnya, ketawa-tawanya para cowo itu beda banget, sudaranya gede banget, kayak orang mau mukulin maling. Setdaaah.

[caption id="attachment_246667" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber:Pribadi. para pria reguler pada jahil, gotong terus di ceburiin"]

1365340908338346787

[/caption]

Ternyata kaum perempuan juga gak kalah kena sasaran, sebagian besar perempuan gak bawa baju ganti. Dan si Farih bilang..

“Ayooo si Mira.. Mira ceburin juga!”

Dan para laki-laki datang mengepung mira, mulai menarik kaki tangannya. Mira jerit gamauuuu, dan si Farih tadi datang seperti pahlawan dan..

“Udah.. jangan woi...jangan...!” sambil mengepalkan tangan becanda ingin memukul.Para pria reguler mulai mundur sambil cekikikan.

“Huuuuuu, apalah Farih, tadi aja sok ngajakin, sekarang sok ngebelain” jerit para wanita di pondokan sambil ketawa ngakak.

“Hahaha iyaya, padahal dia yang ngusulin narik Mira...” pendapat sama dari pondokan yang sama dengan tawaan.

Setelah semua pria reguler sukses diceburkan, para pria reguler ini berfoto bersama dengan badan basah kuyup karena hujan dan karena air laut, foto seperti pesepak bola yang akan tanding. Foto dengan gaya meloncat dan lain sebagainya, yang jelas bukan foto jari telunjuk ditempelkan ke mulut yaah. Setelah itu mereka ke tengah pantai, karena mereka tidak melewati bendera merah pembatas pengunjung. Yang mungkin lebih dalam. Mereka berjalan perlahan beriringan, membawa bola Voly bermerk Mikasa itu. Mereka bermain volydengan baik, walaupun berada di tengah air. Mereka keren banget dari kejauhan, dari pinggir pantai, dengan rintik hujan. Mereka melempar bola dengan indah, dan semua tampak keren. Kami sendiri sebagai wanita yang melihat merasa iri dengan lelaki..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline