Hai sudah lama gak posting tentang hal berbau ‘sesuatu’. Mungkin selama ini hanya berupa reportase keseharian yang ada di akun ini, namun sesekali izinkan aku berwisata menulis, untuk mengulik tentang remaja indonesia saat ini. Hanya sekedar pandangan, pendapat tentang kejadian yang sangaat miris bagi remaja Indonesia, menurut pandangan Mahasiswa Keperawatan semester akhir. Maaf kalau ada salah seblumnya, karena mahasiswa adalah tempatnya kesalahan. Oke kita mulai..
PERTAMA di awal bulan Maret, tepatnya pada tanggal 3 Maret 2014. Motifnya karena Cinta Segitiga. Ketiga mahasiswa yang berusia 19 tahun ini tega menjebak temannya sendiri. Jadi si Hafitd ini ternyata masih ada perasaan sama si Ade Sara (korban) tapi sebelumnya, hafitd menjadikan Sifa pacar dulu sebagai perantara.
[caption id="attachment_315715" align="aligncenter" width="480" caption=" Ade Sara (19) korban. sumber: article.wn.com"][/caption]
[caption id="attachment_315709" align="aligncenter" width="673" caption="ini pelaku, masih 19 tahun. sumber: http://sosok.kompasiana.com/2014/03/08/duo-psikopat-pembunuh-ade-sara-637949.html"] [/caption]
Sifa akhirnya bertemu dengan Sara di Gondangdia. Saat itu Sara habis menyaksikan acara Java Jazz Festival. Keduanya kemudian nongkrong di sebuah kafe, sampai kemudian Hafitd datang pura-pura tak sengaja. Ketiganya kemudian nongkrong bareng sampai berada di satu mobil yang sama. Sara ikut mobil yang dikemudikan Hafitd. Dan kemudian Sara mengalami penyiksaan yang amat hebat. Saat mobil terparkir, Sara dipukul oleh kedua tersangka. Mulut Sara disumpal koran oleh Sifa. Kepala Sara juga dipukul oleh Hafitd pakai sepatu milik Sifa. Kemudian Sara juga disetrum dengan menggunakan alat setrum khusus selama 3 menit. Tak lama setelah itu Sara tewas.
Hafitd dan Sifa kemudian berniat membuang jenazah Ade Sara namun tak menemukan titik yang tepat. Dalam usaha mencari tempat itu mobil mereka sempat beberapa kali mogok sampai sempat meminta bantuang orang lain. Akhirnya Ade Sara di buang di Tol Jorr KM 49, Bintara, Bekasi.
Untuk membuat alibi, kedua tersangka menguntai ucapan belasungkawa pada Ade Sara via twitter. Namun saat Hafitd berada di rumah duka, dia langsung ditangkap polisi. Sifa ditangkap kemudian di tempat berbeda. Keduanya diperiksa dan sudah ditetapkan sebagai tersangka.
[caption id="attachment_315713" align="aligncenter" width="462" caption="sumber: http://sosok.kompasiana.com/2014/03/08/duo-psikopat-pembunuh-ade-sara-637949.html"] [/caption]
[caption id="attachment_315714" align="aligncenter" width="468" caption="sumber: http://sosok.kompasiana.com/2014/03/08/duo-psikopat-pembunuh-ade-sara-637949.html"] [/caption]
Maling teriak maling, sangat sangaaat tak ada perasaan berdosa sama sekali. Mungkin karena pengaruh terbiasa menonton film bertema thriller, crime, sebunuhan, jadi mereka merasa berperan. Tapi mereka lupa, setiap film pasti ada akhir dan sebagian besar berakhir dengan tertangkapnya pembunuh, atau pembunuhnya sendiri mati, atau si pembunuh berhasil kabur dengan pergi ke ujung dunia.
KEDUA