Janji Presiden Jokowi Menanggapi Aksi Mogok Pertama
Aksi mogok produksi para perajin tempe pada 21-23 Februari lalu akibat kelangkaan kedelai dan harganya yang terus melambung bukanlah yang pertama sekali terjadi.
Setahun sebelumnya tepatnya pada 1-3 Januari 2021, aksi yang sama juga pernah dilakukan para perajin tempe. Alasannya sama, yaitu karena kelangkaan kedelai dan harganya yang terus merangkak naik.
Menanggapi hal tersebut, dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian 2021, di Istana Negara Jakarta pada 11 Januari 2021, Presiden Jokowi memerintahkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk menggenjot produksi kedelai lokal.
Tujuannya jelas agar negara kita swasembada kedelai dan tidak lagi bergantung pada kedelai impor dari Amerika Serikat.
"Kita harus bangun di lahan yang sangat luas. Jangan hanya 10 hektare atau 100 hektare, tapi 500 ribu atau 1 juta hektare. Cari," kata Presiden Jokowi ketika itu sebagaimana dikutip dari katadata.co.id (10/6/2021).
Kenyataannya Setelah Satu Tahun
Namun satu tahun sesudahnya, kenyataannya perajin tempe di tanah air masih bergantung sepenuhnya kepada kedelai impor.
Dari sekitar 3 juta ton kebutuhan kedelai dalam negeri setiap tahunnya, hanya sekitar 500-750 ribu ton atau sekitar 17-25 persen saja yang dapat disuplai dari produksi kedelai lokal dan selebihnya atau sekitar 75-83 persen masih harus diimpor.
Itu menandakan bahwa apa yang diperintahkan Presiden Jokowi kepada Syahrul Yasin Limpo belum terealisasi dan masih sangat jauh dari harapan.