Lihat ke Halaman Asli

Rintar Sipahutar

TERVERIFIKASI

Guru Matematika

Mengenal Kebiasaan Warganet +62, Ngegas Tanpa Menyimak Konten

Diperbarui: 12 Januari 2021   18:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Peribahasa "dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung" mengajarkan kita agar selalu beradaptasi serta menghormati adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat setempat tempat dimana kita tinggal. 

Sebutlah kita tidak harus mengikuti ritual adat-istiadat di lingkungan kita karena hal-hal yang sifatnya prinsip, tetapi paling tidak kita harus mengetahui apa yang boleh dan apa yang "pantang" dilakukan dan diucapkan.

Belajar dari peribahasa tersebut, jika Anda tinggal di zona internet +62 maka sebaiknya Anda mengetahui kebiasaan-kebiasaan warganetnya yang saya sebut "rada aneh" atau ngeri-ngeri tak sedap, hehehe...

Ada baiknya kita mengetahui kebiasaan-kebiasaan itu bukan untuk ditiru apalagi harus menghormatinya? Tetapi untuk wanti-wanti saja agar kita jangan kaget dan kuat mental jika tiba-tiba dibully tanpa sebab yang jelas.

Kalau Anda ingin latihan, cobalah sering-sering atau cukup sekali-kali sajalah melihat komentar-komentar di artikel bertema politik atau agama. Anda akan melihat bahasa-bahasa barbar yang saling memaki antara "cebong" versus "kadal gurun" yang bermetamorfosa dari "kampret", hehehe...

Belajar dari situ, jika Anda kebetulan atau sengaja membuat sebuah konten atau membagikan tautan di Facebook atau Twitter, baik itu berupa tulisan, gambar atau video, maka siap-siaplah terhadap beberapa kemungkinan berikut ini:

Kemungkinan pertama dan yang paling sering terjadi adalah Anda harus siap mendapatkan komentar yang ngegas tetapi tidak nyambung dengan konten yang Anda bagikan. Misalkan konten kita tentang a tetapi dikomentari mengenai z.

Tapi tak perlu heran. Hal itu umumnya disebabkan karena warganet+62 agak malas membaca artikel ataupun menonton video sampai habis. Penyebabnya kebanyakan karena memang benar-benar malas menyimak tetapi konon banyak juga karena mereka menggunakan mode gratis sehingga tidak dapat melihat kontennya, hehehe...

Beberapa kali saya kena maki dengan bahasa barbar terkait konten yang saya bagikan. Dan anehnya sebenarnya saya ada di pihak yang sama dengan yang memberi komentar. Tetapi karena dia hanya membaca judulnya saja tanpa melihat isinya, jadilah dia ngegas pool, hehehe...

Awalnya saya sempat terpancing emosi dan membalasnya dengan bahasa yang tak kalah sadis. Tetapi kemudian saya sadar, kalau begini apa bedanya saya dengan dia? Akhirnya saya biarkan saja dia ngoceh sampai berbuih, toh tak ada ruginya juga bagi saya, hehehe...

Kadang kalau komentarnya bagus saya layani dengan bagus tetapi kalau komentarnya ngaco, saya cuekin saja tetapi kalau sudah terlalu dan tidak dapat ditolerir, tinggal di delete atau diblokir saja, habis perkara, hehehe...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline