Lihat ke Halaman Asli

Rintar Sipahutar

TERVERIFIKASI

Guru Matematika

Dalam Menyusun Kabinet, Mustahil Jokowi Menyenangkan Hati Semua Orang

Diperbarui: 14 Juli 2019   06:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok : Kompas.com

Kita tidak mungkin menyenangkan semua orang karena kita memang tidak didesain untuk itu. (Anonim)

Teka-teki mengenai siapa yang akan menduduki kursi Kabinet Kerja II, akan terus menjadi misteri hingga Jokowi-Ma'ruf membacakan nama-namanya pada hari "H".

Dan selama itu pula masyarakat dalam ke kepo-annya akan menebak-nebak, berandai-andai sambil berharap figur yang ada dalam pikirannya termasuk ke dalam deretan nama yang akan dilantik.

Tetapi sering terjadi ketika nama-nama itu dibacakan, tidak sedikit orang yang kecewa. Alasannya karena deretan nama itu jauh dari yang diinginkan dan bahkan sama sekali tak terpikirkan sebelumnya.

Misalnya saat personalia Kabinet Kerja I dibacakan pada tahun 2014 lalu. Masyarakat Batak Toba banyak yang merasa kecewa karena tak satupun diantara 34 menteri yang terpilih itu berasal dari Suku Batak Toba. 

Mereka pun melampiaskan kemarahannya lewat media sosial Facebook, dengan unek-unek: "Percuma Jokowi menang lebih dari 90% di Kabupaten Tapanuli Utara, Humbahas, Toba Samosir dan Samosir tetapi tak seorang pun dari Toba diangkat jadi menteri" kata mereka.

Untunglah pada reshuffle Kabinet Kerja I, nama Lihut Binsar Panjaitan masuk ke dalam deretan nama 34 menteri. Dan mereka pun menunjukkan rasa kesukaannya terhadap Jokowi.

Ini hanyalah contoh kecil bentuk ketidakpuasan dari sekelompok masyarakat. Belum lagi dari kelompok suku lain di Indonesia Timur, Indonesia Tengah, dan sebagainya.

Artinya berharap agar Jokowi-Ma'ruf akan memuaskan hati seluruh masyarakat Indonesia lewat susunan kabinetnya adalah suatu hal yang mustahil. Itu tidak mudah mungkin sama sekali.

Karena menyusun kabinet itu memang bukan perkara mudah. Menerima usulan dari banyak pihak, Jokowi-Ma'ruf harus mempertimbangkan ribuan nama untuk kemudian menyeleksinya menjadi 34 nama.

Kompetensi dari calon menteri tentu saja menjadi pertimbangan utama. Tetapi keterwakilan partai politik koalisi, profesional, keterwakilan gender, kelompok umur (milenial), suku, agama, daerah, organisasi dan sebagainya, tentu saja tidak boleh diabaikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline