Lihat ke Halaman Asli

Rintar Sipahutar

TERVERIFIKASI

Guru Matematika

Indonesia Menempati Urutan Kedua BAB Sembarangan Setelah India

Diperbarui: 29 Oktober 2018   22:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Ilustrasi : sehat negeriku.com)

Dikutip dari Detik.com (19/10/2018), Indonesia menempati urutan kedua penyumbang buang air besar (BAB) sembarangan terbanyak di dunia, atau satu peringkat di bawah India. 

Hal tersebut diketahui dari data UNICEF pada tahun 2012 yang menyebut 1,1 miliar orang di dunia masih BAB sembarangan, di mana Indonesia menyumbang 63 juta orang di antaranya.

Berikut daftar 5 negara dengan populasi BAB sembarangan paling besar menurut data tersebut:

  1. India (626 juta)
  2. Indonesia (63 juta)
  3. Pakistan (40 juta)
  4. Etiopia (38 juta)
  5. Nigeria (34 juta)

______________________

Miris dan jijik. Coba Anda bayangkan jika sebanyak 63 juta orang penduduk Indonesia BAB di sembarang tempat setiap harinya, bagaimana jadinya lingkungan tempat mereka tinggal? Dan bagaimana bau tak sedap berisi penyakit itu menguap mencemari udara?

Misalkan penduduk suatu desa BAB di ruang terbuka seperti di pekarangan belakang rumah, tentu lingkungan tersebut sudah tidak higienis lagi dan sangat rentan dengan berbagai macam penyakit. Lalat yang terbang lalu lalang kesana-kemari akan membawa dan menularkan berbagai macam penyakit dari kotoran manusia.

Demikian juga bau tak sedap membuat suasana lingkungan menjadi tidak nyaman untuk ditinggali. Segarnya udara pedesaan dirusak oleh bau tinja yang sangat menjanjikan.

(Foto : Radar Cirebon.com)

Demikian juga jika penduduk BAB di sungai atau di danau, sungai dan danau menjadi kotor dan tercemar oleh kotoran manusia. Air sungai dan danau yang seharusnya sangat berguna dipakai untuk mandi dan mencuci pakaian menjadi kotor oleh kotoran dari tubuh manusia.

Penduduk yang rumahnya di atas laut di pinggir pantai juga rata-rata BAB langsung ke laut. Ini sungguh sebuah pemandangan yang sangat tidak elok dan sangat menjijikkan, baik ketika air laut sedang surut atau pasang.

Kajian Unicef di Indonesia menyebutkan sekitar 88 persen kematian anak akibat diare disebabkan oleh sanitasi dan perilaku kebersihan yang buruk. Negara mengalami kerugian sebesar 56,7 triliun per tahun akibat kondisi sanitasi yang buruk.

Saya pikir data dan kajian Unicef ini sangat-sangat serius dan pemerintah harus segera meresponnya sesegera mungkin dengan kampanye "Jagalah Kesehatan Diri dan Lingkungan Dengan Tidak BAB Sembarangan!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline