Lihat ke Halaman Asli

Rintar Sipahutar

TERVERIFIKASI

Guru Matematika

Berdoa untuk Palu, Donggala, dan Kota-kota lain di Sekitarnya, Jangan Menyalahkan Siapapun

Diperbarui: 29 September 2018   12:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Tangkapan layar dari YouTube)

Palu berduka, Donggala berduka, Sulawesi berduka, seluruh Indonesia juga ikut berduka 

Gempa dengan kekuatan magnitudo 7,7 melanda wilayah Donggala, Sulawesi Tengah. Gempa yang diperkirakan berada pada kedalaman 10 kilometer ini, berpusat di 0,18 LS dan 119,85 BT atau 27 kilometer Timur Laut Donggala-Sulawesi Tengah.

Dan akibat dari gempat tersebut adalah gelombang tsunami yang menimpa Pantai Palu dengan ketinggian 0,5 hingga 3 meter, pantai Donggala kurang dari 50 sentimeter, dan Pantai Mamuju dengan ketinggian 6 sentimeter. 

(Gambar : KOMPAS.com)

Korban meninggal dan kerugian fisik akibat gempa dan tsunami tersebut belum dapat diperkirakan. Yang jelas korban yang mengungsi sangat banyak. Ada yang tidak berani kembali ke rumahnya karena takut akan terjadi gempa dan tsunami susulan, tetapi banyak juga yang tidak dapat kembali ke rumahnya yang sudah rusak.

Belum lagi air mata kita kering akibat gempa di Lombok. Dan belum lagi proses pemulihan psikis dan fisik korban serta perbaikan bangunan-bangunan yang rusak selesai, gempa Donggala dan tsunami Palu menyusul tanpa dapat di tolak.

Apa yang bisa kita lakukan atas semua peristiwa ini?

Kita hanya dapat menolong mereka lewat doa dan apa saja yang bisa kita berikan. Apakah berupa uang, pakaian, makanan atau tenaga dan waktu. Harapan kita semoga mereka selamat, sehat-sehat dan baik-baik saja.

Dan jika seandainya kita tidak dapat menolong, paling tidak kita jangan ikut menyusahkan hati mereka lewat pernyataan-pernyataan atau komentar-komentar miring di media sosial. 

Berhati-hatilah dalam membuat pernyataan-pernyataan atau komentar-komentar di media sosial terkait peristiwa ini. Jangan menyalahkan siapapun dan jangan menghakimi siapapun. Ini semua terjadi di luar nalar manusia dan hanya Tuhan yang tahu, mengapa?

Sudah ada beberapa pernyataan-pernyataan atau komentar-komentar di media sosial yang saya lihat "terlalu hebat" seakan-akan melampaui "kedaulatan Tuhan". Tetapi tidak usahlah kita meladeninya, itu adalah hobinya.

Sekali lagi, "kalau tidak bisa menolong, paling tidak jangan ikut menyusahkan". Jangan ikut memperkeruh suasana. Hindari membuat dan menyebarkan hoaks terkait peristiwa ini dan jangan membuat fitnah dan ujaran kebencian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline