Lihat ke Halaman Asli

Rintar Sipahutar

TERVERIFIKASI

Guru Matematika

[Renungan Rohani] Hari ini Menabur, Esok Belum Tentu Kita Menuai Baik

Diperbarui: 24 September 2018   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : YKMI

 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. [Galatia 6:7 (TB)]

Hukum tabur-tuai itu ada dalam segala aspek kehidupan. Hukum tabur-tuai itu sifatnya universal. Hukum tabur-tuai itu mutlak pasti terjadi.

Para peneliti (saintis) menyebutkan hukum tabur-tuai itu sebagai hukum alam. Rohaniawan menyebutkan hukum tabur-tuai itu adalah hukum Tuhan pencipta semesta alam. 

Bunyi hukum tabur-tuai seperti nats kita di atas bunyinya sebagai berikut:

Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya

Kali ini saya akan membahas hukum tabur-tuai dari sisi yang berbeda. Kelihatan seakan-akan lari dari konteks tetapi sebenarnya tidak. 

Saya ingin memperlihatkan sisi ketekunan dan keuletan jika kita ingin menuai hasil yang baik dari apa yang kita tabur.

Hukum tabur-tuai mutlak dalam artian: jika kita menabur benih padi, pasti yang tumbuh padi dan tidak mungkin jagung.

Demikian juga seandainya kita menabur benih jagung maka yang tumbuh pasti jagung, mustahil kacang.

Analoginya: jika kita menabur kejahatan pasti kita menuai kejahatan tetapi jika kita menuai kebaikan belum tentu kita menuai kebaikan, mengapa? 

Apakah hal ini tidak melanggar hukum tabur-tuai? Kalau begitu apakah kita tidak perlu melakukan kebaikan?

Tunggu dulu, coba ikuti dulu penjelasan berikut ini:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline