Mahasiswa di Indonesia sangat gemar melakukan aksi demonstrasi. Kalau dikalkulasi tak terhitung lagi jumlahnya. Mulai dari masalah internal kampus yang berhubungan dengan pihak rektorat, masalah lokal dengan pemerintah daerah, hingga masalah nasional yang berhubungan dengan pemerintah pusat.
Bahkan beberapa oknum mahasiswa sudah menjadikan demonstrasi sebagai hobi. Mungkin sedari awal tujuannya masuk perguruan tinggi atau universitas adalah agar bisa ikut dalam aksi demonstrasi dan kalau bisa, kelak dapat menjadi pemimpin aksi. Oknum seperti ini rela tak masuk kuliah dan tak lulus berlama-lama asalkan bisa eksis berdemonstrasi.
Tak semua aksi demonstrasi mahasiswa itu baik tetapi tak semua pula buruk. Banyak yang mendapat dukungan dari masyarakat, jika aksi tersebut dianggap menyuarakan suara hati masyarakat.
Tetapi tak sedikit pula mendapat kecaman dari masyarakat karena dianggap ditunggangi dan merupakan perpanjangan tangan politik dari oknum atau kelompok tertentu.
Berikut ini adalah 3 aksi demonstrasi besar-besaran yang dipelopori kelompok mahasiswa dan mendapat dukungan penuh dari masyarakat bahkan dari aparat keamanan (ABRI/TNI/POLRI).
Terlepas dari huru-hara (aksi bakar-bakaran dan penjarahan) yang dilakukan oknum tak bertanggung jawab yang menimbulkan kerugian negara tetapi pada dasarnya ke-3 aksi ini masih dianggap berhasil mencapai tujuannya.
1. Aksi Demonstrasi 1966 (Tritura)
Aksi demonstrasi 1996 dipelopori oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang menyuarakan 3 tuntutan rakyat yang kemudian dikenal dengan TRITURA (Tri Tuntutan Rakyat), yaitu:
- Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya
- Retoal (rombak) Kabinet Dwikora
- Turunkan harga.
Aksi ini dianggap sangat berhasil ditandai dengan lahirnya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar), yang isinya berupa instruksi Presiden Soekarno kepada Letjen Soeharto selaku Menteri Panglima Angkatan Darat, untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk mengawal jalannya pemerintahan pada saat itu
Tetapi yang membuat aksi ini berhasil, tak terlepas dari adanya dukungan yang sangat luas dari berbagai lapisan masyarakat, khususnya dari: Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), dan Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI).
Kemudian ikut mendompleng belakangan yaitu Angkatan Bersentara Republik Indonesia (ABRI). (Tribunjateng.com, 26/10/2016)