Kulihat ibu pertiwi
Sedang bersusah hati
Air matamu berlinang
Mas intanmu terkenang
***
Hutan gunung sawah lautan
Simpanan kekayaan
Kini ibu sedang susah
Merintih dan berdoa
***
Kulihat ibu pertiwi
Kami datang berbakti
Lihatlah putra-putrimu
Menggembirakan ibu
***
Ibu kami tetap cinta
Putramu yang setia
Menjaga harta pusaka
Untuk nusa dan bangsa
***
(Ibu Pertiwi, Cipt. Ismail Marzuki
Hai, Ibu...! Mengapa engkau terus bersusah hati? Mengapa air matamu terus berlinang dan tiada kunjung berhenti? Mengapa engkau terus merintih dalam doa yang tiada putus-putusnya?
Tidak adakah putra dan putrimu yang yang berbakti kepadamu? Tidak adakah putra dan putrimu yang menggembirakan hatimu? Tidak adakah putra dan putrimu yang setia menjaga harta pusakamu?
Hai, Ibu...! Berapa lama lagi engkau terkenang atas mas-intanmu yang dikeruk habis oleh para koruptor biadab itu? Berapa lama lagi engkau menyaksikan simpanan kekayaanmu itu dari gunung, dari sawah dan dari lautan dicuri habis oleh para koruptor jahanam itu?
Tidak ada lagikah putra dan putrimu yang yang berbakti kepadamu? Tidak ada lagikah putra dan putrimu yang menggembirakan hatimu? Tidak ada lagikah putra dan putrimu yang setia menjaga harta pusakamu?
Hai para koruptor...! Mengapa engkau tega membuat Ibu Pertiwi menangis? Durhakakah engkau?
Hai Bawaslu mengapa engkau membuat Ibu Pertiwi bersusah hati? Tidak punya hatikah engkau?
Hai Mahkamah Agung...! Mengapa engkau membuat Ibu Pertiwi merintih? Berpihak kepada penghianatkah engkau?
Hai para pembuat undang-undang mengapa engkau membuat Ibu Pertiwi meraung kesakitan siang dan malam? Buta dan tuli kah engkau?
Sejak zaman dahulu kala sebelum merdeka, Ibu Pertiwi tidak pernah berhenti bersusah hati, menangis dan merintih melihat penjajah memperbudak rakyat dan mengeruk habis mas-intan dan kekayaan dari gunung, sawah dan lautan.
Hingga kemudian doa Ibu terjawab, penjajah itu pun pergi, angkat kaki meninggalkan negeri ini. Dan ibu berharap mas-intan dan kekayaan dari gunung, sawah dan lautan akan dimanfaatkan untuk kesejahteraan putra dan putri ibu,