Setiap hari kita selalu disuguhi dengan berbagai macam berita dari berbagai sumber yang berbeda. Kita dengan mudah mendapatkannya dalam genggaman kita hanya dengan sebuah smartphone, dengan mengakses media daring atau jejaring sosial. Selain dari televisi, kita juga mendapatkan berita secara lisan dari teman, tetangga, anak-istri, bahkan dari siapa saja, termasuk dari orang gila.
Tetapi dua hal yang perlu kita ketahui dan harus digarisbawahi adalah, yang pertama: tidak semua sumber berita itu terpercaya. Berita yang sama dari sumber yang berbeda bisa berbeda.
Padahal sama-sama diliput langsung oleh jurnalisnya pada tempat dan waktu yang sama. Atau sama-sama dikutip dari sumber yang sama tetapi kemudian substansinya menjadi berbeda ketika disajikan oleh sumber yang berbeda.
Hal ini bisa disebabkan beberapa hal, salah satunya adalah karena perbedaan sudut pandang. Tetapi yang paling umum adalah karena adanya kepentingan tertentu sehingga berita tersebut sengaja dipelesetkan atau dibelokkan. Padahal syarat berita dalam dunia jurnalistik adalah: harus sesuai dengan fakta, objektif, berimbang, lengkap dan akurat.
Yang kedua adalah: tidak semua berita itu penting untuk dibaca dan dipercaya sekalipun dari sumber yang terpercaya. Beberapa berita yang sesuai dengan fakta banyak yang tidak membangun tetapi sebaliknya membuat kita menjadi cemas, pesimis dan cenderung berpikir dan berperilaku negatif.
Sebentar lagi menjelang Pilpres dan Pileg 2018, kita akan semakin gencar disuguhi dengan berita-berita yang memancing emosi dan sama sekali tidak membangun. Untuk itu kita harus cerdas dalam memilih dan memilah berita. Pertama, harus dari sumber yang terpercaya dan yang kedua, harus dipilah lagi apakah penting dan bermanfaat untuk kebaikan.
Tetapi kali ini yang kita soroti adalah mengenai berita lisan yang datang dari teman kerja, tetangga, sanak-saudara dan anak istri. Semisal teman kita membawa berita buruk kepada kita tentang apa saja yang isinya negatif, apakah kita harus mempercayainya dan meresponnya dengan emosi?
Ingat! Berita sampah harus ditempatkan di tempat sampah, bukan di brankas. Hati dan pikiran kita terlalu suci untuk menyimpan dan memikirkan berita sampah tak berguna. Hati dan pikiran kita adalah brankas yang harus menyimpan barang-barang berharga dan bernilai sangat tinggi.
Abaikan segala berita buruk mengenai Anda jika itu tidak penting. Tetapi beberapa berita negatif tentang kita yang menyangkut evaluasi diri juga tidak boleh diabaikan. Terkadang berita negatif juga dapat dijadikan sebagai bahan introspeksi diri untuk memperbaiki diri.
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. (Filipi 4:8 (TB))
(RS)